Sejak dibukanya perhelatan akbar Asia (18/8), tepatnya yang kita kenal dengan pesta olahraga Asian Games 2018, maka mata dunia pun tidak hentinya tertuju kepada bangsa kita. Tentu secara khususnya bagi negara-negara yang ada di Asia. Dari berbagai media asing, kita tahu bahwa ternyata banyak pujian kekaguman yang terlontar berkat kesuksesan dan kemeriahan pembukaan Asian Games 2018 tersebut.
Harus diakui bahwa kesuksesan pelaksanaan Asian Games 2018, sudah barang tentu akan mengangkat harkat dan martabat bangsa. Negara lain tentu tidak akan memandang kita dengan sebelah mata.
Fakta sejarah pun mencatat pentingnya gelaran internasional yang dilakukan oleh sebuah negara. Bahkan berkali-kali bangsa kita mengalami kesuksesan melaksanakan gelaranan internasional. Hasilnya, tentu berbanding lurus dengan penghargaan dan pengakuan dari negara lain. Misalnya saja ketika kesuksesan melaksanakan Konfrensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955. Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pasific Economic Coorporation tahun 1989 di Bogor. Pelaksanaan KTT Gerakan Non Blok tahun 1992 di Jakarta, dan yang lainnya.
Nah, tidak lama berselang setelah pelaksanaan Asian Games 2018, atau terhitung hanya sekitar satu bulan sesudah ditutupnya Asian Games tersebut, maka Indonesia akan kembali melaksanaan pertemuan akbar di Bali, tepatnya  8-14 Oktober 2018.
Pertemuan yang dimaksudkan adalah pertemuan keuangan terbesar di dunia. Hebatnya, bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah dari gelaran IMF-World Bank Annual Meetings 2018 atau yang dikenal dengan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018.
Perlu ingatan kita disegarkan kembali, bahwa IMF yang lahir tahun 1944 itu, sejak semula hadir karena dilatarbelakangi oleh usaha untuk mencegah terulangnya masalah krisis keuangan yang pernah terjadi di tahun 30-an, atau yang sering kita kenal dengan Krisis Malaise. Dengan demikian, diharapkan bahwa kehadiran IMF hingga saat ini menjadi sesuatu yang positif bagi kepentingan seluruh bangsa yang ada di dunia.
Selengkapnya bahwa arti kehadirannya IMF itu sendiri bertujuan untuk mendorong kerjasama moneter internasional, memfasilitasi perluasan dan pertumbuhan perdagangan internasional yang seimbang, mendorong stabilitas nilai tukar, membantu pembentukan sistem pembayaran multilateral dan menyediakan sumber bantuan.
Beruntungnya, saat ini negara kita didaulat menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018. Ini adalah sebuah kebanggaan bagi bangsa kita. Kita bisa duduk bersama, bahkan menjadi tuan rumah dari gelaran akbar dunia.
Diantara peserta yang akan hadir, seperti Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 189 negara anggota IMF-World Bank, ternyata gelaran akan dihadiri oleh staf IMF, para investor, pelaku bisnis, instansi parlemen, komunitas perbankan, organisasi kemasyarakatan, akademisi, media dan partisipan lainnya.