Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Als Ik een Minister van Religie was"

9 Juli 2018   13:23 Diperbarui: 9 Juli 2018   13:16 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, kira-kira kalau saya yang diberikan kepercayaan menjadi seorang menteri agama, apa yang bisa saya lakukan untuk melawan konten negatif atau hoaks di media sosial?

Tentunya sebagai menteri agama, saya harus memahami terlebih dulu tugas dan fungsi pokok dari kementerian agama tersebut. Dengan begitu, akan dapat memilih cara dan langkah strategis, dengan lembaga mana saja bersinergi,  serta memperhatikan batasan-batasan kerja sehingga tidak tumpang tindih dengan lembaga lainnya.

kemenag.go.id
kemenag.go.id
Setelah memperhatikan tugas dan fungsi pokok tersebut, maka berikut ini adalah cara yang saya ambil untuk memerangi konten negatif atau hoaks di media sosial.

Pertama, membuat prioritas pada pembinaan karakter anak-anak, remaja dan pemuda berdasarkan agama masing-masing. Mengingat mereka adalah generasi penerus bangsa. Kemajuan atau kehancuran bangsa kita kedepannya sangat ditentukan pembangunan karakter mereka sejak dini.

Untuk itu peran Bimbingan Masyarakat (BIMAS) Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu sangat diperlukan dan harus dimaksimalkan.

Kedua, mendorong BIMAS proaktif untuk mendorong generasi millenial berkreasi dan berinovasi secara praktis dengan tetap memperhatikan nilai-nilai ketuhanan, kemanusian, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial.

Ketiga, memberikan penghargaan bagi kaum muda yang memiliki pengaruh luas kepada masyarakat dalam meredam penyebaran konten negatif (hoaks) di media sosial.

Keempat, meningkatkan lomba-lomba bagi kaum muda agar  menghasilkan karya yang bisa mengimbangi maraknya konten negatif atau hoaks di dunia maya.

Kelima, menggandeng aparat hukum untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada kaum muda tentang resiko hukum yang harus dihadapi ketika melakukan pelanggaran UU ITE.

Keenam, bersinergi dengan kementerian lainnya yang memiliki kesamaan misi dalam memerangi konten negatif ataupun hoaks.

Dari keenam langkah strategis tersebut, saya simpulkan bahwa saya ingin fokus pada tindakan preventif kepada anak-anak, remaja dan kaum muda. Mengingat mereka adalah generasi paling melek dengan teknologi informasi dan digital. Bahkan diantara yang kita kategorikan sebagai "native digital". Disamping itu, mereka adalah generasi yang akan melanjutkan roda pemerintahan serta keberlangsungan dan keberlanjutan negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun