Mungkin pernah mendengar pernyataan seperti ini,
"Salah masak nasi hingga jadi bubur, menyesalnya satu hari. Salah memotong rambut, menyesalnya satu bulan. Salah mengerjakan soal ujian menyesalnya satu tahun."
Bagaimana kalau salah membeli rumah? Tentu menyesalnya bisa hingga puluhan tahun. Kog bisa? Terang saja. Biasanya KPR kan baru selesai sampai puluhan tahun. Mungkin kalau KPR masih berlanjut, belum tentu ada alokasi dana lagi untuk membeli rumah.
Nah, agar tidak menyesal membeli rumah hunian, maka kita harus bijaksana memutuskan. Atau sebelumnya harus benar-benar memperhatikan kenyamanan, keamanan dan kemudahan yang ditawarkan kepada penghuninya.
Terus gimana caranya ya? Rajin-rajinlah mencari informasi dan membandingkan perumahan. Berkunjung ke pameran rumah atau mengunjungi kantor pemasaran, tapi tidak hanya sebatas itu saja ya! Langsung berkunjung ke "tekape" alias perumahan tersebut. Bertanya kepada orang yang lebih dulu membeli atau yang sudah menetap di sana.
Tapi kalau masih bingung memutuskan, boleh juga loh membaca tulisan singkat ini. Siapa tahu tulisan singkat ini dapat membantu pembaca memeroleh informasi tentang sebuah perumahan pilihan dan idaman.
Kalau begitu, buat sahabat pembaca, mari ikuti tulisan ini hingga selesai iya!
Alam dan kehidupan manusia merupakan dua sisi yang tidak mungkin dipisahkan. Tetapi faktanya, banyak orang mengabaikan hubungan kedua hal tersebut.
Bagi masyarakat desa, keselarasan alam dengan kehidupan manusia cenderung masih lebih mudah ditemukan, jika dibandingkan dengan perkotaan. Sepertinya di perkotaan sulit menemukan keasrian alam. Kepadatan penduduk dan tingginya polusi kendaraan menjadi musababnya.
Tetapi jangan pesimis dulu, ternyata masih ada kota mandiri yang benar-benar serius memerhatikan keselaran alam dan kehidupan manusia, seperti Alam Sutera. Pengembang Alam Sutera sejak awal berkomitmen memerhatikan aspek hunian yang menunjang gaya hidup sehat seperti kebersihan dan keasriannya.