Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tanpa Pancasila Kita Kehilangan Arah

1 Juni 2016   21:37 Diperbarui: 2 Juni 2016   06:54 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Majapahit adalah negara nusantara kedua sesudah Sriwijaya. Majapahit terkenal dengan tata kramanya, Pancasila Krama. Istilah itu terdapat pada Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca. Tata krama inilah yang menjadi norma penting dalam kesehariannya. Sehingga masyarakatnya memiliki pegangan hidup.

Istilah Pancasila kembali diangkat, kini dijadikan sebagai dasar negara kita pada sidang pertama BPUPKI. Dalam keadaan belum memiliki tatanan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa secara nasional, maka dirasa ini memiliki urgensi. Sebelum merdeka, sudah selayaknya kita memiliki pandangan dan pegangan hidup dalam berbangsa, sehingga tidak terjadi kondisi yang anomi dalam masyarakat. Gamang, karena tidak memiliki pandangan dan pegangan hidup berbangsa.

Sesudah merdeka, Pancasila itu semakin kokoh ketika sudah disahkan dalam tata hukum negara kita. Ketika mencantumkannya dalam sumber hukum tertinggi di negeri kita yaitu UUD 1945 dalam bagian pembukaan. Dengan demikian kita tidak bisa bantah bahwa Pancasila sangat kuat kedudukannya dalam bangsa kita.

Pancasila sebagai dasar negara sudah berumur 71 tahun. Ini sebagai simbol ketahanan. Berkali-kali terjadi rongrongan, tapi masih tetap berdiri tegak dan kokoh. Sejarah mencatat bahwa Pancasila itu sakti.

Era modernisasi dan globalisasi, kembali Pancasila diuji. Pemahaman yang tergerus dari anak bangsa, sehingga tidak mampu sepenuhnya mampu menjadikannya sebagai pedoman. Tidak mampu menghayati dan mengamalkannya. Kegagalan dalam memaknainya tentu menjadi tantangan bagi masa depan bangsa dan generasi penerusnya.

Ketika kultur dan nilai-nilai asing mulai diadopsi, yang sangat nyata berseberangan dengan nilai-nilai Pancasila, ini adalah kegagalan pemaknaan. Belum lagi perilaku-perilaku yang bertentangan dengan kelima sila Pancasila semakin marak, tentu akan melukai perasaan Pancasila tersebut.

Bagi saya pribadi Pancasila itu teramat sangat penting bagi masyarakat dan bangsa. Ditengah-tengah banyaknya perubahan dan kemajuan, gejolak, konflik serta yang lainnya. Pancasila hadir sebagai pegangan, karena tanpa pegangan kita justru bisa kehilangan arah, kemudian tersesat ditengah-tengah ideologi yang tidak sesuai dengan kepribadian dan identitas mastarakat dan bangsa kita.

Mari kita jadikan Pancasila sebagai filter dalam hidup bermasyarakat dan berbangsa. Selamat hari lahirnya Pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun