Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup Makin Berarti Karena Diberdayakan Bukan Diperdaya

19 Mei 2016   11:30 Diperbarui: 19 Mei 2016   12:09 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup ini terlalu singkat untuk disia-siakan. Apalagi hidup hanya sekali saja. Dan pada akhirnya kita akan mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan, pemberi kehidupan. Untuk itu perlu memikirkan dan bertindak secara serius untuk mencapai hidup yang lebih berarti. Bahkan bukan hanya berarti bagi diri sendiri, tapi bagi masyarakat dan bangsa kita, Indonesia.

Duapuluh sosok yang dituliskan dalam buku “Hidup yang Lebih Berarti” merupakan sosok-sosok yang bisa memaknai hidupnya. Mereka menceritakan bagaimana perjuangan hidup, jatuh bangunnya, tantangan yang dihadapi, menyiasati berbagai kesempatan, bahkan bagaimana menjadi berarti bagi orang banyak.

Patut berterimakasih kepada 20 Blogger Kompasiana yang berperan dalam mengungkap harta karun bangsa ini. Peran blogger  mengangkat kisah mereka kepermukaan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. Pekerjaan ini bukan perkara mudah. Para blogger tentu adalah orang yang memiliki kepekaan sosial. Dengan kepekaan sosial tersebut, mereka mampu mengamati sosok disekitar mereka yang bisa menjadi panutan dan sosok yang menginspirasi untuk dituliskan dalam bentuk buku.

Bukan hanya itu saja. Dibalik penulisan buku ini, perlu diapresiasi juga pihak  Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN). Keberadaan BTPN ternyata sangat membantu sosok-sosok tersebut dalam mendapatkan modal. Tetapi bukan hanya itu saja. BTPN melalui gerakan pendampingan, pelatihan serta berkontribusi positif memberi ide dan kreasi baru, dimana hal ini membuat sesuatu yang berbeda. Bahkan mendorong sosok inspiratif untuk dayakan Indonesia.

Setelah membaca buku yang diterbitkan PT Elex Media Komputindo ini, ternyata membuka kesadaran baru. Untuk menjadikan hidup berarti untuo orang lain banyak caranya. Bahkan tidak perlu memaksakan cara-cara yang tidak sesuai dengan passion kita. Kita sendiri sebenarnya memiliki potensi dan kesempatan untuk lahir menjadi sosok yang bisa menginspirasi, bahkan mendayakan orang lain. Bukan semata-mata karena pangkat atau jabatan, pendidikan yang tinggi, modal yang besar, pengalaman yang luar bisa. Tapi berkat niat dan ketulusan untuk membantu orang lain, untuk bangkit komitmen bangkit dari keterpurukan, keinginan yang besar untuk berkontribusi bagi mayarakat, menghindari bergantung dari anak atau cucu, memanfaatkan minat atau hobi, kebanggaan akan potensi dan budaya daerahnya ternyata bisa menjadi modal besar untuk bangkit dan berkarya.

Baca saja kisah dan pengalaman Bapak Hanggono, Suwono Ubah, Munadji dan Sunardi. Mereka adalah sosok yang bertarung dengan Post Power Syndrome yang menghantui banyak para pensiunan. Mereka tidak mau menambah barisan mengalami sindrom kehilangan jabatan, fasilitas, gaji yang selama ini mereka peroleh dengan nyaman. Bagi mereka, masa tua merupakan babak kedua dalam hidup yang harus dimaknai dengan serius, selagi masih ada waktu. Lihatlah! Bagaimana pada akhirnya Bapak Sunggono sukses dengan ‘Getuk Merem’ walau banyak kompetitornya tetap tetap tegar untuk mewujudkan impiannya. Suwono Ubah dengan mengubah kotoran manusia menjadi pupuk organik. Hinaan baginya adalah gizi yang menyehatkan untuk tetap maju agar bisa berarti bagi orang banyak. Demikian halnya Munadji yang tidak meragukan memulai usaha di usia senja. Serta Sunardi telah membuktikan dan mematahkan anggapan bahwa usia pensiun bukan usia produktif, tetapi kenyataannya beliau malah menambah jajaran pensiunan yang sangat produktif di masa pensiun.

Sosok-sosok lainnya tidak mau kalah menariknya untuk disimak. Ibu Milda Fitriawati telah berhasil menjadi kader kesehatan tanpa berlatar belakang kesehatan. Bahkan untuk ijazah SMA-nya pun diperoleh dengan perjuangan melalui paket C. Tetapi kumauan dan ketulusan melayani masyarakat menjadi dasarnya menjadi kader kesehatan yang dipercaya BTPN ditambah dengan pelatihan dari Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) menjadi ketrampilannya yang bermanfaat baginya untuk melayani masyarakat khususnya dalam kesehatan. Berbeda dengan kisah dan pengalaan Dominggus Nones yang tidak lulus sekolah dasar tapi mampu mengkordinasi 3.505 petani dengan omzet Rp.31,5 M. Sementara Ibu Rita sebagai ketua Komunitas Mawar mampu menggerakkan anggota komunitas sebagai perajin rotan yang sukses walaupun hanya mengecap pendidikan sekolah dasar, bahkan ada yang tidak menamatkannya. Ini membuktikan bahwa untuk sukses dan bermakna bagi masyarakat bukan saja milik mereka yang memiliki pendidikan tinggi saja.

Bila kisah Dominggus Nones sukses bukan karena pendidikan yang tinggi, ternyata gelar Sarjana  yang dimiliki Taryat bukan jalannya menuju kesuksesan. Tepati dengan meninggalkan identitas sarjana yang melekat pada dirinya justru sebagai tonggak awal kesuksesannya. Keluar dari paradigma banyak orang menjadi karyawan tetapi justru memiliki usaha “Aliet Chocolatenya”, adalah pewujud mimpinya.

Kisah lain dari buku ini, Bapak Mulyadi dengan kreativitas, kemauan dan harapan mampu mengangkat perekonomian 90% masyarakat desanya nya dengan mengembangkan kerajinan dan tas. Bapak Faizal Abdillah juga tidak ketinggalam untuk membuka peluang bagi desanya dengan melestarikan dan mengembangkan Iket Jawa. Sementara Syaiullah Hidayatullah berusia 25 tahun juga mampu menjadi pionir Taruna Tani di Cikarawang. Kekokohan visi dan misinya ternyata bisa menjadi panutan bagi anak muda lainnya untuk berkarya dan berarti bagi orang lain.

Dalam buku ini juga diceritakan berbagai kisah lainnya, seperti Ulyati. Berawal dari kesengaraan yang dialaminya, dia bangkit untuk mencoba keluar dari penjara kesengsaraan tersebut. Tetapi bagi yang berkemauan keras pasti selalu ada jalan keluar. Usaha Kerupuk Sanjai ternyata mampu menolongnya untuk keluar dari penjara tersebut. Kisah Anik Sriatiah yang gigih memberdayaakan mantan “pekerja” lokalisasi Dapuk Bangunsari. Kisah kesuksesan Dian Novalia penjual batik. Kisah Bodro Irawan yang membuka kursus komputer gratis sebagai bagian sumbangsihnya untuk meningkatkan masyarakat yang melek komputer dan internet. Kisah Roshanah yang menjadikan Iwak Nyuzz menjadi panganan kebanggaan Semarang. Kisah Slamet Akhmad Mukhidin yang menjadikan sampah jadi berkah. Kisah Supriyanto maju dengan Batik Kayu.

Mau memiliki hidup yang berarti? Bacalah buku ini. Buku yang berjumlah 190 halaman ini dijamin akan menggugah pikiran kita untuk keluar dari hidup yang biasa-biasa saja menjadi insan yang luar biasa. Ketika membaca pengalaman 20 sosok inspiratif tersebut, bisa jadi awal dari kesuksesan Anda masing-masing. Dengan membaca buku yang memiliki sampul oranye ini bisa jadi penyegar pikiran kita untuk membuka wawasan, ide, dan menerapkan ide yang sudah berarang dalam pikiran ini. Untuk segera action.Silahkan baca satu persatu kisahnya, hidup yang lebih berarti menanti anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun