Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemajuan Bangsa adalah Cerminan #BahagiaDiRumah

20 April 2016   14:30 Diperbarui: 12 Mei 2016   11:28 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Happiness index 2016, Sumber Tabel: reuters.com

Berdasarkan laporan survei World Happiness Report tahun 2016, Denmark menempati peringkat pertama sebagai negara terbahagia di dunia. Sementara  Indonesia berada pada urutan ke-79. Adapun kategori yang digunakan dalam survei tersebut adalah produk domestik bruto (PDB) per kapita, dukungan sosial, ekspektasi hidup yang sehat, kebebasan individu, kemampuan beramal, dan persepsi korupsi.

Happiness index 2016, Sumber Tabel: reuters.com
Happiness index 2016, Sumber Tabel: reuters.com
Sebagai orang Indonesia, saya tidak perlu berkecil hati. Indikator kebahagian itu, tidak melulu diukur dari keenam kategori tersebut. Bagi saya keluarga (rumah) juga memegang peran penting untuk menentukan kebahagiaan. Melalui keluarga, banyak hal yang membuat saya bisa tersenyum bahagia, misalnya melihat tingkah anak-anak yang lucu dan menggemaskan. Bisa saling curhat dengan anggota keluarga. Bahkan melahirkan karya-karya di rumah, berkat inspirasi dari istri dan anak-anakku.

Bila merujuk pada hakikatnya, keluarga itu adalah masyarakat terkecil. Artinya keberhasilan masyarakat secara luas tentu sangat dipengaruhi oleh keluarga-keluarga yang ada di dalam masyarakat tersebut. Demikian seterusnya akan mempengaruhi sebuah bangsa dan negara. Untuk itulah mengapa keluarga itu perlu diperhatikan secara serius.

Kebahagiaan di rumah itu adalah berbicara tentang sikap, cara pandang dan pilihan. Sikap mengasihi satu dengan yang lain, menghargai, koperatif , terbuka dan jujur menjadi faktor pendorong kebahagiaan. Demikian cara pandang tentang prioritas bagi keluarga, mengutamakan kepentingan bersama dari pada pribadi sebagai pintu. Karena tidak sedikit orang merasakan kurang bahagia di rumah karena tidak memiliki sikap-sikap yang demikian. Tidak sedikit pula orang kurang bahagia di rumah karena pilihannya. Misalnya memilih hatinya masih di luar rumah karena mungkin pekerjaan yang masih menumpuk di kantor, persaingan tender yang semakin ketat, bisnis yang mengalami stagnan, bahkan masih banyak lagi faktor-faktor lain yang dapat merenggut kebahagiaan.

Berdasarkan hasil refleksiku dari pengalaman, maka #BahagiaDiRumah itu ….

  • Bersama istri dan anak-anak.
  • Ada saling pengertian antar ayah, ibu dan anak.
  • Hidup saling menghibur dan mendukung dalam setiap permasalahan setiap anggota keluarga.
  • Ada keterbukaan dalam berbagi pengalaman tanpa merahasiakan sesuatu
  • Gak ada yang berusaha untuk menang sendiri selama menjalankan aktivitas di rumah.
  • Inisiatif mengerjakan tanggung jawab masing-masing.
  • Ada canda tawa yang menularkan semangat.
  • Duduk bersama di meja makan saling bercerita dan mendengar.
  • Interaksi anggota keluarga yang dapat menimbulkan kehangatan.
  • Rukun dan akur antara ayah dan ibu, ayah dan ibu dengan anak, antara anak dengan anak.
  • Usaha dan kontribusi setiap anggota keluarga untuk menjaga keharmonis bersama.
  • Mengasihi sesama anggota keluarga dengan tulus.
  • Ada rasa saling mendukung dan menghargai setiap pendapat dan perbedaan.
  • Hidup penuh dengan syukur dan berdoa

[caption caption="Sumber Foto: Dokumen Pribadi"]

[/caption]Bila dianalogikan, keluarga itu ibarat sebuah taman. Disana ada keindahan dan kesejukan. Nuansa demikian tidak akan tercipta dengan sendirinya, tetapi harus ada yang menanam tanaman, merawat, menyiram, bahkan menjagai dari pengganggu. Keluarga juga bisa diibaratkan sebagai perahu yang sedang berlayar menuju pulau harapan, tidak mungkin tiba bila tidak ada perjuangan untuk mengayuh dayung perahu.

Keempat belas unsur pemenuhan kebahagian keuarga tersebut merupakan unsur-unsur penting untuk memberi keindahan dan kesejukan pada sebuah keluarga. Sehingga setiap orang yang ada didalamnya akan merasakan bahagia dan betah untuk berada di rumah. Juga menjadi spirit untuk menggerakan keluarga pada tujuannya. Sehingga tantangan sebesar apapun menerpa keluarga tidak sebanding dengan kebahagian bersama.

Kebahagian yang demikian pulalah yang sangat efektif untuk mewujudkan fungsi keluarga tersebut. Dimana keluarga itu sendiri menjadi sarana mendekatkan diri pada Tuhan sang pencipta, mendorong hidup untuk terlibat aktif dalam masyarakat. Mempersiapkan generasi penerus bangsa. Bahkan memberi karya bagi peningkatan budaya dan peradaban umat manusia.

Kehadiran NOVA sebagai tabloid keluarga selama 28 tahun, telah membantu banyak keluarga untuk mendorong kebahagian di rumah (keluarga). Untuk itu, saya tidak lupa mengucapkan "NOVAVERSARY" (Ulangtahun Nova ke-28). Semoga semakin jaya dan menginspirasi bagi jutaan keluarga di Indonesia. Sehingga bangsa kita bisa menjadi bangsa yang terdepan dalam kebahagian keluarga, karena kemajuan bangsa adalah cerminan #BahagiaDiRumah.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun