"Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri." - Ir. Soekarno
Maksud dari kata-kata yang diucapkan oleh Soekarno adalah untuk mengingatkan penerus bangsa akan ancaman terhadap bangsa Indonesia yang datang dari dalam negeri. Sejak Indonesia meraih kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Indonesia dibangun dengan berbagai keberagaman dan kepentingan. Tetapi seluruh keberagaman tersebut dibangun di atas tujuan negara yang jelas dan tidak berubah, yaitu Pancasila dan UUD 1945.
Indonesia sangatlah beragam dalam berbagai bidang, oleh sebab itu perlu dibangun pemahaman tentang konsep integrasi. Integrasi dalam kata lain adalah pembaruan untuk membentuk kesatuan. Integrasi merupakan salah satu tujuan Indonesia yang terdapat pada Pancasila ke-tiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia". Hal ini hanya dapat terwujud jika kita memahami tentang konsep integrasi.
Tetapi, apakah arti integrasi yang sebenarnya? Hakikat dari integrasi yang dimaksud adalah bahwa Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan antargolongan. Dari berbagai kebhinnekaan tersebut, Â terciptalah kesatuan baru tanpa menghilangkan ciri khas dari masing-masing keberagaman tersebut, sebuah pembaruan dan membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Lawan kata dari integrasi adalah disintegrasi. Disintegrasi dimaksudkan sebagai sesuatu yang utuh kemudian terpecah belah menjadi pecahan-pecahan yang tak dapat disatukan kembali. Tentunya hal ini bertolak belakang dengan tujuan Indonesia yang tercantum dalam UUD 1945 dan Pancasila.
Disintegrasi sejak kemerdekaan sudah banyak terjadi, dimulai dari yang mengguncang Indonesia seperti G30s PKI, PRRI/Permesta, hingga DI/TII yang mengatasnamakan agama, ataupun APRA yang diimbuhi kepentingan Belanda. Dengan adanya upaya untuk memecah belah bangsa dengan berbagai kepentingan, baik politik maupun sosial, Indonesia kerap berada dalam ancaman disintegrasi.
Salah satunya adalah PRRI yang dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan masyarakat luar pulau Jawa (terutama Sumatra dan Sulawesi) karena pembangunan yang tidak merata. Meskipun hal ini sesuai dengan tujuan Indonesia, tetapi disintegrasi tidaklah menjadi solusi yang tepat.
Dalam kasus ini, dibandingkan dengan mencoba untuk membuat Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia, seharusnya cara untuk menyampaikan aspirasi dan menuntut perubahan bukanlah dengan memisahkan diri atau membuat pemerintahan tandingan. Namun, hal ini tetap menjadi kritik besar terhadap pemerintah.
Pembeda PRRI dengan pemberontakan lainnya adalah tujuan pemberontakan yang selaras dengan tujuan Indonesia, yaitu pembangunan yang merata. Meskipun pemisahan diri salah, tetapi hal inilah yang membedakan PRRI dengan pemberontakan lain. Oleh sebab itu, setelah dilakukan upaya penumpasan PRRI, pemimpin-pemimpin PRRI diberikan amnesti atau pengampunan.
Semakin hari, integrasi semakin menjauh dari keseharian masyarakat Indonesia. Setelah merdeka dan bebas, kita melupakan rasanya dijajah dan senasib sepenanggungan tersebut. Terlebih lagi generasi sekarang tidak merasakan dan bahkan tidak peduli dengan apa yang sudah dialami bangsa kita.
Dari permasalahan munculnya disintegrasi dan melunturnya integrasi secara bersamaan, pemerintah sudah melakukan berbagai penumpasan sebagai upaya menghadapi disintegrasi bangsa pada masa perlawanan fisik.
Kedepannya, di masa Indonesia yang sudah merdeka ini, masih banyak ancaman disintegrasi bangsa yang harus kita hadapi seperti Organisasi Papua Merdeka dan lain hal. Penting untuk menghadapi ancaman disintegrasi di masa depan.
Dalam perspektif pemerintah, segala bentuk gerakan separatis harus dilawan dan dibubarkan. Selain itu, pemerintah juga perlu untuk membangun kepercayaan rakyat. Banyak gerakan separatis muncul dari rasa tidak percaya terhadap pemerintah.
Gerakan nyata yang dapat pemerintah ambil untuk membangun kepercayaan rakyat adalah dengan memusnahkan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Hoax juga menjadi sarana pemecah belah bangsa. Oleh sebab itu, pemerintah perlu membatasi hoax yang bertebaran.
Edukasi dengan dasar yang jelas dan faktual juga perlu dilakukan oleh pemerintah. Edukasi ini dapat dilakukan dengan media dan penyampaian yang sesuai melalui berbagai sarana seperti kurikulum, seminar, dan lain-lain.
Sebagai masyarakat, kita perlu memiliki rasa nasionalisme, patriotisme, dan senasib sepenanggungan. Kita semua dengan berbagai keberagaman dan perbedaan adalah Indonesia yang satu, Bangsa Indonesia.
Kita perlu membuang jauh-jauh sikap mementingkan diri dan golongan sendiri. Melainkan, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Meskipun pemerintah bertanggung jawab untuk membatasi hoax, tetapi sebagai masyarakat, kita perlu untuk bijak dan cermat dalam menerima informasi.
Terakhir, sebagai pelajar, yang dapat kita lakukan pertama-tama tentunya adalah belajar tentang sejarah berbagai peristiwa disintegrasi dan pengertian integrasi-disintegrasi. Setelah mengerti betul dan menganalisis peristiwa disintegrasi yang sudah terjadi, barulah kita dapat melakukan tindakan nyata.
Pelajar merupakan generasi penerus bangsa. Gerakan nyata yang dapat kita lakukan berdampak besar pada masa depan bangsa. Salah satunya adalah dengan belajar sejarah Indonesia dan memahami berbagai pelajaran yang terkandung dari peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi.
Selain itu, kita juga dapat melakukan edukasi dengan berbagai sarana. Salah satunya adalah dengan membuat artikel dengan harapan agar orang banyak bisa mengerti dengan lebih baik tentang ancaman disintegrasi dan pentingnya integrasi bagi Indonesia.
Dapat disimpulkan bahwa kunci untuk melawan disintegrasi bangsa adalah dengan mewujudkan integrasi secara luas dalam ranah nasional. Untuk mewujudkan integrasi, kita perlu memahami sejarah peristiwa disintegrasi yang sudah terjadi serta mengambil aksi nyata melawan disintegrasi baik sebagai pemerintah, masyarakat, ataupun pelajar sekalipun. Satu langkah lebih baik dari tidak melangkah sama sekali. Â
Sumber:Â
Hapsari, R., & Adil, M. (2019). Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII Kelompok Wajib. Jakarta: Erlangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H