[caption id="attachment_396951" align="aligncenter" width="546" caption="Ilustrasi Hari Valentine/Kompas.com"][/caption]
Dear  Tra dan Shim,
Aku  menulis ini bukan untuk kalian baca. Bulan ini, hujan masih betah menyapa. Dingin membuat perangkap di setiap sudut. Membangunkan rindu yang terlelap. Tapi bukan itu saja, seperti dua tahun terakhir. Aku merasa kalian hadir. Datang jauh-jauh dari tempat tak tertangkap mata dan langkah. Lalu di sini kita berkumpul. Di bawah pijar lampu yang seumpama butir bintang dipetik jemari peri. Kurunut kisah kalian, lagi. Sudah kukatakan, bahwa semakin waktu memangkas, semakin rimbun helai kenangan mengerubun.
Tra, ini ada secangkir kopi. Kopi pahit. Dulu aku tidak suka baunya. Tapi semenjak kamu pamit, aku jadi penggilanya. Hei, sedang apa kira-kira kamu di sana? Besok ada pesta? Siapa yang gabung? Memangnya itu dilegalkan? Apakah serba merah jambu seperti di sini? Apa cuma abu-abu? Atau barangkali semua warna lebur. Iya kalau di situ kamu masih kenal warna-warna. Tahu tidak, Tra. Sekarang—tepatnya dua tahun terakhir—aku tak lagi suka merah jambu. Melihat warna merah jambu, membuat aku mual. Maksudku geram.
Shim, kamu lapar? Aku ada gulai kepala ikan. Ke sini kalau mau, seporsi tidak bakal cukup, kan? Nanti aku pesankan lagi, tenang. Jujur, aku kangen wajah ganteng kamu. Satu-satunya wajah ganteng di dunia. Tahi lalat di pipi kirimu tidak lazim. Eh, tapi kali saja itu susuknya. Masih suka bersiul? Hati-hati ya kalau bikin meleleh lawan jenis di sana. Kamu belum kapok disumpah serapahi? Dituduh ini itu? Jadi ganteng tidak selalu bikin seneng. Jadi inget kamu sempet mau operasi plastik. Kamu memang langka, Shim. Di saat orang gemuk pingin ngurusin badan, dan orang kurus pingin gemukin badan. Lha ini orang ganteng minta dijelekin.
Kalian berdua tahu kan? Besok hari apa? Betul, siap-siap kita reuni. Pesta. No merah jambu. No coklat. Pakaian harus hitam. Bawa tisu. Dan satu lagi, jangan keluar ke mana-mana. Karena sehari itu, dari siang sampai malam, dunia kita jadi panggung sandiwara. Berantakan. Amburadul. Pada adu akting. Merasa penting. Sial, rasa berdosa banget kalau tidak ikut tampil. Jadi figuran gak papa kok. Mondar-mandir, bengong mirip orang bloon. Gak papa. Sumpah. Eh, sampah.
Bentar ya, ada telepon masuk.
"Happy valentine ya, Qee. I realy miss u."
"Valentine masih besok. Siap-siap kirim karangan bunga. Bela sungkawa."
Tertawa, terbahak-bahak. Tersedak. Berair mata.
Sorry, tadi si Chis, dia habis putus. Lima tahun pacaran. Cowoknya minggat. Terus setiap hari, sejak seminggu lalu, nelpon aku untuk  bilang kayak gitu. Chis mungkin sedang memimpikan jadi orang gila.