Mohon tunggu...
Thufaila Rasya
Thufaila Rasya Mohon Tunggu... Arsitek - Universitas Pembangunan Jaya

Mahasiswa arsitektur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketidakadilan Tata Kota Jakarta

31 Mei 2024   11:58 Diperbarui: 31 Mei 2024   12:03 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jakarta sebagai kota terpadat di Indonesia mengalami penurunan permukaan tanah yang mengkhawatirkan. Sejak tahun 1970, urbanisasi yang tinggi dan pembangunan gedung-gedung pencakar langit serta perumahan telah menyebabkan pengambilan air tanah berlebihan, yang berakibat pada penurunan permukaan tanah hingga 7,5 cm/tahunnya. Hal ini, dikombinasikan dengan kenaikan permukaan laut akibat pemanasan global, memicu prediksi bahwa Jakarta akan tenggelam pada tahun 2050.

Kondisi ini diperparah oleh tata kota yang tidak berkelanjutan. Sejarah kota, harga tanah yang mahal, dan ekspansi gedung bertingkat telah menggeser peluang untuk perumahan dan ruang terbuka hijau. Akibatnya, penduduk asli Jakarta dengan penghasilan rendah tergusur ke daerah kumuh dan ilegal di dekat sungai, menjadi korban perencanaan kota yang buruk.

Beberapa isu utama di Jakarta terkait dengan krisis ini adalah:

  • Kebersihan air: Sanitasi menjadi masalah besar karena banyaknya sumber air tanah yang berdekatan dengan aliran limbah rumah tangga.

  • Kurangnya ruang terbuka hijau: Data menunjukkan bahwa RTH di Jakarta hanya 5,2% dari luas total provinsi, jauh dari standar ideal 30% yang diamanatkan undang-undang.

Dampak terburuk dari krisis ini akan ditanggung oleh mereka yang secara ekonomi lemah. Oleh karena itu, dalam upaya memperbaiki lingkungan, mereka harus menjadi subjek, bukan objek. Masyarakat harus dilibatkan sebagai pelaku dalam perbaikan, bukan hanya penerima hasil.

Pemerintah perlu mengadopsi pendekatan yang lebih inklusif dalam pembangunan perumahan di Jakarta. Perumahan harus terintegrasi dan terjangkau bagi semua kalangan. Pembangunan kota yang tahan bencana juga harus menjadi prioritas, dengan peran aktif masyarakat dalam prosesnya.

Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi krisis ini:

  • Pengurangan pengambilan air tanah: Mendorong penggunaan air permukaan, air hujan, dan daur ulang air.

  • Pengembangan ruang terbuka hijau: Memperluas taman, hutan kota, dan area hijau lainnya.

  • Pembangunan perumahan yang berkelanjutan: Menyediakan perumahan yang terjangkau dan ramah lingkungan bagi semua kalangan.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun