Aksi kekerasan dengan label ‘agama’ kembali terjadi di Temanggung-Jawa Tengah (Selasa 8/02). Dua Gereja Protestan (Betani dan Pentekosta) dan satu Gereja katolik, dilempar massa menyusul keputusan pengadilan terhadap terdakwa Antonius Richmond Bawengan di Pengadilan Negeri Temanggung, yang dituduh melakukan penistaan terhadap agama Islam. Persidangan sebetulnya sudah memvonis terdakwa dengan hukuman 5 tahun penjara, tapi massa seolah tidak puas dan mengamuk dengan menyerang Gereja yang tidak berada jauh dari lokasi PN Temanggung.
Ada yang hampir tidak percaya bahwa aksi kekerasan seperti ini justru terjadi di Temanggung yang semua tahu adalah daerah basis NU. Siapa pun juga paham, bahwa NU dikenal sangat toleran dan menghargai keberagaman agama di Indonesia serta cinta damai. KH. Said Agil Siraj, Ketua PBNU ketika ditanyai terkait hal ini dalam pertemuan mendadak bersama tokoh lintas agama sore tadi di Gedung PBNU, Kramat Raya – Jakarta Pusat, menjawab: “Benar bahwa Temanggung adalah daerah basis NU dan tadi saya sudah menelpon ke sana dan didapat laporan bahwa massa yang melakukan aksi kekerasan adalah kelompok orang dari luar daerah Temanggung, dan pasti bukan massa NU,” ujarnya.
PBNU justru dalam pernyataan yang dibacakan KH. Said Agil Siraj, menyesalkan dan mengutuk keras kejadian yang terjadi di Temanggung hari ini. Ia malah menyitir dengan sangat kuat bahwa apa yang terjadi di Temanggung adalah bentuk ketidakhadiran Negara. “Negara harus bertanggungjawab dengan mengerahkan seluruh instrumennya untuk menindak keras para pelaku kekerasan di sana dan menjamin perlindungan terhadap kelompok masyarakat yang rentan terjadi kekerasan,” ujarnya tegas.
Selanjutnya dalam pernyataan tersebut, Ketua Umum PBNU menyerukan kepada masyarkat agar tidak mudah terporovokasi. Dan beliau juga menyerukan kepada para ulama dan jajaran pengurus NU di semua level, untuk mengendalikan masyarakatnya agar tidak terlibat dalam tindakan kekerasan; dalam bentuk apa pun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H