Sangat membanggakan bahwa pada tahun-tahun terakir ini kesadaran pengelola jurnal di Indonesia terhadap kebijakan "open-access" semakin tinggi. Hal ini akan membawa pengaruh yang baik terhadap atmosfer riset dan publikasi di Indonesia. Jika kita analisis pertumbuhan jumlah jurnal-jurnal yang diterbitkan oleh publisher yang berasal dari Indonesia sebagaimana grafik di bawah (berdasarkan data DOAJ per 3 Mei 2013), tampak sangat jelas bahwa pertumbuhan dari tahun 2008 hingga 2013 mengalami akselerasi yang sangat menakjubkan. Pada tri wulan pertama tahun 2013 ini saja, jumlah jurnal Indonesia yang terindeks oleh DOAJ berjumlah 30, hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 16. Capaian ini sangat jauh dibandingkan dengan Thailand, Singapore dan Malaysia yang masing-masing 1, 3 dan 5. Semoga ini pertanda yang baik. Pertumbuhan baik yang terjadi di Indonesia ini, boleh jadi cukup membuat risau pihak luar negeri termasuk beberapa Publisher yang telah mapan. Karenanya, saya mengajak kepada semua komponen bangsa, jangan mudah terhasut oleh propaganda dan issue terkait jurnal false "palsu", abal-abal "fake", predator atau sebutan yang lain (meski kita memang harus mulai selektif memilih jurnal secara proporsional dan profesional dengan memperhatikan kualitas ilmiah kita). Pertumbuhan kesadaran publikasi bangsa Indonesia akhir-akhir ini naik dengan tajam, begitu pula pertumbuhan jumlah jurnal di Indonesia naik dengan tajam. Beberapa orang pengambil kebijakan di negeri kita tercinta khawatir dan risau dengan pertumbuhan jurnal di Indonesia yang tumbuh bak jamur di musim hujan, karena takut kualitasnya nanti rendah. Secara pribadi, saya menyikapi positif dengan pertumbuhan yang ada, dan menyakini bahwa ini momentum yang baik untuk mendukung laju pertumbuhan Indonesia dari aspek promosi riset dan publikasi ke dunia internasional, menuju bangsa yang bermartabat. Sekedar perlu diketahui, jurnal-jurnal Indonesia yang lahir akhir-akhir ini dibidani tokoh-tokoh muda yang potensial dan penuh dedikasi terhadap bangsa Indonesia. Jika kita lihat dari "standing editors" yang rata-rata banyak memiliki publikasi pada jurnal yang yang terindeks di SCOPUS dan Thomson Reuters, dan H-impact pengelola jurnal juga memiliki trend pertumbuhan yang cukup baik, semestinya ini tanda yang baik dan perlu makin ditumbuhkembangkan. Tanda positif ini bisa dilihat juga dari jumlah jurnal Indonesia yang baru lahir dan dengan cepat bisa diterima di pengindeks internasional seperti DOAJ, EBSCO, ProQuest, Ei Compendex, Reaxys, Embase, SCOPUS, dan dalam jangka pendek semoga ada yang segera bisa diterima di Thomson Reuters.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H