Ketika jagat maya ribut dengan etika tulis menulis, terjadinya pro dan kontra tentang bentuk dan batasan konsep plagiarisme. Ulasan yang bermunculan di media massa baik cetak maupun online juga sangatlah beragam, dan tentu semua itu tergantung kaca mata yang dipakai untuk melihat satu titik masalah yang sama.Â
Ada yang menyamakan plagiat dengan mencuri, merampok dan sejenisnya. Tak sedikit juga yang melihat bahwa plagiat itu hanya berlaku dalam dunia akademik saja, dan ada yang lebih ekstrim sampai status sederhana di media sosial tetap disebut plagiat apabila itu dicopy dari tulisan atau status orang lain tanpa menyebutkan sumbernya.
Begitu hingar bingar dan seriusnya etika dunia tulis menulis. Saya hanya bisa menyimak karena tidak begitu mahir dalam etika dan hukum tulis menulis.Â
Namun demikian, saya berpikir ada yang bebas dan halal untuk dikutip bahkan seluruh isi kandungannya yaitu kitab suci al-Qur'an. Walau tanpa meneyebutkan nama surat, ayat keberapa dan keterangan lainnya saat menyalin. Semuanya bebas dan bahkan disuruh. Mendapat pahala lagi kalau kita mau menirunya.
Dalam menjelaskan alam dan isinya silahkan kutip sebanyak mungkin isi kitab suci. Boleh menyalin bunyi ayatnya saja, bisa mengutip ayat dan artinya sekalian supaya lebih jelas karena ayatnya dalam bahasa arab. Semuanya bebas dan malahan kita disuruh meniru hafalan, meniru bacaan, dan meniru tulisan benar-benar dijamin tidak akan ada yang menuntut. Itulah kehebatan kitab suci.
Demikianlah yang saya saksikan sedari kecil hingga sekarang. Dan yang paling menarik, tidak ada satu orangpun yang berani melarang apalagi protes. Bahkan Tuhanpun tidak pernah melarang kita walaupun seluruh isi kitab suci al-Qur'an kita salin dan perbanyak sesuai versi dan gaya kita sendiri selama itu tidak ada pengurangan dan penambahan.
Kemarin saya menulis artikel berjudul Pancasila Itu Sudah Sangat Islami. (http://www.kompasiana.com/thsalengke/pancasila-itu-sudah-sangat-islami_5934ddb6d67e61340b3f6c32). Dalam artikel tersebut, saya mengutip lima ayat suci al-Qur'an dan tentu tidak saya sertakan darimana ayat itu saya ambil. Pada penjelasan sila pertama saya kutip sepenuhnya QS: Al-Ikhlas, ayat 1. Dan untuk sila kedua hingga sila kelima, masing-masing saya kutip sepotong ayat dari yang termaktub dalam kitab suci. Semua kutipan itu tidak saya sertakan al-Quran terbitan mana yang saya pakai.
Saya tidak akan berbicara masalah plagiat secara panjang lebar. Tetapi di bulan suci Ramadan ini saya mengajak semua kita untuk membaca, menulis, membuat artikel dari isi kandungan al-Qur'an tanpa harus takut akan ada pihak yang protes apalagi berani menuntut. Maka dari itu, pelajarilah dan pahamilah isi kandungan kitab suci al-Qur'an.***Â
Tulisan ringan sekadar berbagi di bulan suci Ramadan almubarok.
KL: 06062017Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H