Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menunggu Perguruan Tinggi Indonesia Percaya 100% Hasil UN

13 April 2017   16:43 Diperbarui: 14 April 2017   01:00 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti diketahui, untuk memasuki perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, masih harus lewat saringan yang cukup ketat. Umunya dilakukan dalam bentuk tes tertulis maupun lisan. Hal ini menggambarkan bahwa hasil Ujian Nasional (UN) belum terintegrasi sepenuhnya dengan perguruan tinggi.

Ujian nasional sudah didisain sedemikian rupa agar benar-benar memiliki nilai integritas yang tinggi. Mulai dari pola soal yang terukur dan terstruktur, sampai kepada penyelenggaraan dengan pengawasan yang ketat. Dari memakai kertas (paper based) hingga komputerisasi (computer based).

Masalahnya, selama ini hasil UN hanya sebatas ukuran ketuntasan belajar di satu jenjang pendidikan. Sedikit tinggi, menjadi bahan pertimbangan masuk ke perguruan tinggi. UN Belum sampai tahap sebagai jaminan untuk bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Terus kira-kira kapan perguruan tinggi di Indonesia akan percaya 100 persen hasil UN?

Kalau nilai UN menjadi jaminan maka perguruan tinggi tinggal memasang target nilai. Apabila siswa tersebut mencapai target yang ditentukan, maka ketahuan kemungkinan akan diterima. Tetapi bila nilai tidak mencapai target, dari awal yang bersangkutan tidak perlu membuang biaya dan tenaga mengharapkan hal yang jelas tidak akan diperoleh.

Masyarakat pasti mendambakan suatu saat para siswa dapat memasuki perguruan tinggi tanpa ujian masuk. Cukup dengan nilai ijazah tingkat sekolah menengah. Apabila mereka layak maka akan diterima. Sebaliknya apabila tidak layak, mereka bisa langsung memilik sekolah vokasional seperti institut pendidikan kejuruan di daerah masing-masing.

Di luar negeri, untuk memasuki perguruan tinggi, cukup dengan ijazah dan nilai akhir di tingkat sekolah menengah atas. Kalaupun ada tes, hanya berupa english placement test untuk menentukan kelas kemampuan bahasa inggris mahasiswa.

Untuk itu, pemerintah sebaiknya mensinergikan antara UN dan perguruan tinggi negeri. Cara ini menjadi kebijakan menyederhanakan birokrasi dan prosedur yang panjang untuk masuk ke PTN.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun