Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kelulusan UN Tanpa Tradisi Corat-coret Seragam Sekolah

6 Mei 2017   16:00 Diperbarui: 6 Mei 2017   16:30 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore itu, di musollah Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), dalam suasana hening, diumumkan hasil ujian nasional SMA periode 2016/2017. Setiap tahun, semua guru yang mengajar di kelas 12 SMA dan orang tua siswa selalu diajak hadir menyaksikan pengumuman kelulusan Ujian Nasional (UN).

Tampak Kepala Sekolah dan Ketua Komite memimpin momen yang berkesan itu. Para guru mata pelajaran, orang tua siswa dan tak lupa para siswa kelas 12 IPA dan IPS hadir tak mau ketinggalan menyaksikan langsung hasil kegiatan belajar mengajar selama tiga tahun.

Seluruh siswa tampak khusuk menunggu dibagikan empelop berisi keputusan hasil ujian nasional masing-masing. Sementara ibu bapak mereka, tampak was-was dengan hasil yang akan diperoleh anaknya.

Setelah wejangan Kepala Sekolah, empelop hasil ujian mulai dibagikan ke setiap siswa. Membuka empelop dilakukan serentak dan ternyata hasilnya lulus 100 persen. Sebuah hajat pendidikan yang saya saksikan sendiri keberlangsungannya dengan penuh integritas dan hasilnyapun saya yakini sebagai hasil yang murni. 

Beberapa siswa tampak sujud syukur dan para siswi lainnya saling berpelukan haru bercampur gembira dengan hasil yang mereka raih. Langsung mereka menyalami guru dan orang tua yang hadir. Suasana haru sulit sekali disembunyikan. Itulah kepuasan atas jerih payah guru, siswa dan orang tua mereka selama ini.

Di hari kelulusan itu, tidak ada acara coret-coret baju seragam di kalangan siswa SMA Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Demikian juga di hari-hari seanjutnya karena dinilai sebagai vandalisme. Demikian juga tahun-tahun sebelumnya, malah tradisi religius yang lebih ditonjolkan karena memang hal ini sangat perlu untuk direfleksikan dengan sikap kesyukuran yang mendalam.

Biasanya siswa SIKL merayakan momen menyenangkan itu dengan kumpul makan-makan di mall sambil bertukar informasi rencana melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun di Malaysia.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun