Bunyi klakson di jalan raya sangat biasa kita dengar di setiap jalur padat dan macet, khususnya kota-kota besar negara di wilayah Asia Tenggara (ASEAN). Bunyi klakson merupakan isyarat atau kode bahwa ada kendaraan yang akan melintas sekaligus memberikan peringatan agar pengendara lain atau pejalan kaki untuk berhati-hati.
Baru-baru ini di Indonesia tenar dengan bunyi “telolet” dari setiap bus kota yang melintas. Bunyi telolet memiliki nuansa hiburan sehingga setiap bus kota yang melintas, ditunggu-tunggu oleh kelompok anak-anak usia sekolah yang minta untuk membunyikan klakson khas tersebut. Bayangkan saja, ada bunyi telolet yang dikategorikan sebagai klakson paling lucu, ada juga kategori klakson paling unik. Intinya klakson juga bisa direkayasa menjadi media hiburan supaya masyarakat kota tidak stres dengan situasi padatnya lalu lintas sehari-hari. Dari situ diketahui bahwa bunyi klakson tentu memiliki makna dan maksud tersendiri yang harus diterjemahkan dan disikapi dengan baik supaya tidak menjadi salah.
Bunyi klakson sangat jarang sekali terdengar di Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Kalau di Brunei dan Singapura mungkin karena jalan raya tidak begitu macet karena tingkat populasi penduduk yang cenderung masih sangat sedikit. Sementara di Malaysia, pada waktu tertentu, situasi jalan raya sudah mulai padat dan macet karena populasi penduduknya jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan dua negara tersebut namun bunyi klakson jarang sekali terdengar walaupun di tikungan tajam yang memerlukan isyarat bunyi sebagai tanda perhatian kepada kendaraan lain.
Klakson memang sangat jarang terdengar di jalan raya Malaysia karena hal itu mengandung makna emosi. Orang Malaysia kalau membunyikan klakson, itu artinya dia sedang marah atau kesal dengan pengendara lain. Untuk menungjukkan ketidaksukaan di jalan raya, sang pengendara akan membunyikan klaksosn yang disebut "hon". Bunyi klakson tanda marahpun bervariasi, ada yang sekali “tiitt”, ada juga yang panjang “tiiiiiiiiiiiitttttttt” yang menandakan sang pengendara kendaraan sangat emosi dengan pengendara lain yang “mungkin” melakukan kesalahan seperti menghalang jalan dan sebagainya.
Di Indonesia, membunyikan klakson salah satu maksudnya adalah untuk memberikan kesempatan kepada pengendara lain untuk melintas lewat. Untuk maksud dan tujuan yang sama, yakni memberikan laluan kepada pengendara lain, orang Malaysia akan menyalakan lampu sekali, jadi bukan dengan bunyi klakson.
Bunyi klakson merupakan bentuk simbol atau lambang dalam bentuk bunyi yang memiliki banyak makna. Bahkan kalau kita perhatikan, ada yang iseng saja membunyikan klakson. Jadi, suka-suka sang supir atau pengendara sepeda motor untuk membunyikannya tanpa punya maksud tertentu. Hal tersebut bisa kita dengar di negara-negara seperti Thailand, Vietnam, dan negara-negara ASEAN lainnya.
Penting untuk kita ketahui bahwa karakter dan budaya masyarakat sebuah negara berbeda-beda. Lebih penting lagi kita pahami bagaimana masyarakat menyikapi nilai dan norma di jalan raya seperti yang diamalkan oleh para pengendara di Malaysia. Jangan sampai kita salah menterjemahkan isyarat, simbol dan lambang yang ada dalam masyarakat lain supaya kita tetap bisa berinteraksi dengan baik dan lancar.
Semoga artikel sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan mampu membuat situasi jalan raya lebih kondusif dan nyaman.*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI