Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Diplomasi Pantun di Alam Melayu

4 Oktober 2024   16:45 Diperbarui: 4 Oktober 2024   20:32 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Biduk berlalu kiambang bertaut,

Hijau berkilau tersiram embun;

Lewat pantun hubungan dirajut,

Keakraban masyarakat negeri serumpun.

***

Bisa berpantun, sungguh sebuah kemampuan yang menyenangkan. Setiap acara, kalau dibuka dengan bait-bait pantun, pasti suasananya menjadi cair. Apalagi kalau bisa ditutup dengan pantun juga, akan terasa sangat menyenangkan. Budaya pantun sangat identik dengan masyarakat Melayu.

Keakraban masyarakat rumpun Melayu, khususnya Indonesia dan Malaysia sudah lama terajut mesra. Jauh sebelum terbentuknya negara-bangsa, masyarakat Nusantara telah bermigrasi atas berbagai motivasi dan kepentingan. Mobilitas sosial masyarakat kedua negara telah berlangsung sangat baik hingga ke hari ini, walaupun garis pembatas negara telah termaterai dengan jelas.

Hubungan sosial dan budaya pada hakikatnya menembusi batas-batas sempadan negara bangsa. Apalagi kelompok masyarakat yang bermigrasi, memilih menetap di sebuah negara, sejatinya tetap membawa dan mengamalkan adat istiadat serta tradisi hidup sehari-hari, karena eksistensi sebuah kelompok masyarakat akan berkembang dan kuat, apabila diwarnai dengan identitas budaya yang dibangun melalui bahasa perturan.

Di kalangan masyarakat rumpun Melayu, bahasa menjadi sebuah identitas kelompok. Demikian juga tradisi hidup sehari-hari mencerminkan ciri khas dan identitas yang unik. Oleh karena itu, bahasa dan adat istiadat budaya sebuah bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jiwa anggota masyarakatnya. Kemanapun mereka pergi, pasti akan tetap membawa tradisi budayanya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun