Mekanisme terjun ke lapangan dengan kondisi tanpa persiapan, sehingga benar-benar dari awal melakukan proses mencari tahu jawaban atas pertayaan-pertanyaan yang muncul berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan. Pola ini termasuk proses alami tanpa bentuk rekayasa dalam bentuk apapun sebelumnya.
Metode research yang tidak berhenti sampai penarikan kesimpulan saja, tetapi berlangsung secara terus menerus, bahkan dengan proses penelitian berkesinambungan. Dengan demikian, metode ini mendukung upaya pengembangan teori ilmiah karena metode penelitian dan uji hipotesis atas berbagai masalah yang senantiasa berkembang secara terus menerus.
Yang menarik dari model grounded adalah terkait konsep pengukuran fenomena. Kalau dalam penelitian kualitatif, umumnya tidak melakukan pengukuran terhadap data yang ditemukannya, karena lebih menekankan pada pengelompokan konfigurasi dari variasinya. Namun grounded theory merupakan penelitian kualitatif melakukan pengukuran-pengukuran seperti lazim dilakukan oleh metode kuantitatif.
Kelebihan metode grounded dapat diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu sosial. Hal terpenting bagi peneliti adalah cukup memiliki pengetahuan dasar dalam bidang ilmu yang ditelitinya, supaya ia paham jenis dan format data yang dikumpulkannya. Artinya model grounded tidaklah terjun ke lapangan dalam keadaaan yang sama sekali kosong tanpa pengetahuan dasar terhadap objek yang akan diteliti.
Kemampuan dan kesesuaian penerapan model grounded riset dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan tentu menjadi alasan mengapa model ini berpotensi besar dalam pengembangan teori ilmu pengetahuan, terutama dalam penelitian sosial. Apalagi model grounded dinilai menerapkan pendekatan pragmatis, sehingga tetap diterima oleh kedua-dua metode penelitian kualitatif dan kuantitatif.
KL: 29072022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H