Dalam konteks budaya, bahasa menjadi media menyampaikan pesan atau makna-makna atas pemikiran manusia tentang sebuah fenomena empiris. Dalam filsafat ilmu, menjadi sisi epistimologi berupa metode komunikator menyampaiakn pesan-pesan kepada komunikan, yang biasa diistilahkan metode non-genetic atau epignetic.Â
Nah, di sinilah muncul aksiologinya bagaimana nilai sebuah komunikasi yang terkandung dalam penyampaian pesan lewat bahasa-bahasa yang dipakai, baik itu bahasa tubuh, terlebih lagi bahasa lisan. Maka dalam konteks filsafat sangat memperhatikan makna denotatif yang memberikan arti literal dari sebuah kata yang tersampaikan dan juga makna konotatif yang dikandung oleh sebuah kata atau kalimat untuk menggambarkan situasi atau pemikiran masyarakat ketika itu. Minimal pemikiran komunikator dalam mempengaruhi komunikan.
Pada perinsipnya, budaya dan sastra sebagai sebuah fenomena yang selalu berkaitan, tidak dapat dipisahkan karena memiliki ketergantungan satu sama lain. Pastikan saling melengkapi dan menguatkan.Â
Dicontohkan bahwa bahasa sangat dipengaruhi oleh budaya merupakan pernayataan empiris dan teoritis, dengan alasan segala hal yang terdapat dalam kebudayaan tercermin di dalam bahasa yang dituturkan sehari-hari oleh sebuah kelompok masyarakat. Sebaliknya, banyak juga yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan cara berpikir manusia atau penutur bahasanya.
Demikian juga bahasa merupakan salah satu ciri yang paling khas dan manusiawi untuk membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Bahasa sebagai suatu sistem komunikasi adalah suatu bagian dari sistem kebudayaan, bahkan merupakan bagian inti kebudayaan yang terdapat dalam semua aspek kehidupan masyarakat. Kebudayaan manusia tidak akan mungkin terjadi tanpa bahasa karena bahasa merupakan faktor utama yang menentukan terbentuk danm keberlangsungan sebuah kebudayaan.
Begitu banyak fungsi bahasa terhadap kebudayaan, seperti sebagai sarana pengembangan kebudayaan, sarana pembinaan kebudayaan, jalur pembinaan kebudayaan, dan sarana inventarisasi kebudayaan. Oleh karena itu, bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan budaya manusia karena antara bahasa dan budaya memiliki hubungan kausalitas atau hubungan timbal-balik.Â
Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia, sedangkan budaya manusia banyak pula dipengaruhi oleh bahasa. Lebih penting dari itu, kebudayaan manusia tidak akan dapat terjadi tanpa bahasa karena bahasalah faktor yang memungkinkan terbentuknya kebudayaan. Jadi, bahasa merupakan cerminan kebudayaan suatu masyarakat.[]
Semoga bermanfaat.
KL: 18052022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H