Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mencermati Pendapat Karl Popper terkait Ilmu Pengetahuan dalam Konsep Filsafat

28 April 2022   05:31 Diperbarui: 28 April 2022   05:38 1471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama: Penyelidikan tidak boleh di mulai dengan usaha observasi yang tidak memihak, tetapi justru harus fokus pada satu persoalan.  Dalam hal ini peneliti diharapkan menggali akar masalah

Kedua: Usaha untuk menemukan solusi atas permasalahan yang diteliti setelah melalui tahapan uji hipotesis dan koreksian sesuai fakta data empiris serta perkembangan situasi terbaru.

Pandangan Popper tentang hakekat belajar, terutama hakekat berfikir yang kreatif dalam rangka mencari kebenaran melalui serangkaian kegiatan penelitian, uji hipotesis dan penarikan kesimpulan sementara. Hasil yang disimpulkan bukanlah kebenaran hakiki yang tidak terbantahkan melainkan akan tetap bisa dikaji dan dievaluasi dari waktu ke waktu sehingga memungkinkan muncul kesimpulan baru yang lebih sesuai dengan fakta empiris yang ada.

Sebenarnya pola pikiran Popper atau pola pikir ilmuan lain juga sama-sama tetap baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam rangka mencari kebenaran dan kebijaksanaan. Hal ini karena proses belajar dengan cara menduga dan menolak untuk memecahkan persoalan merupakan cara terbaik untuk mencapai kemajuan belajar dengan memfokuskan dan mengartikulasikan persoalan, dengan memprediksi solusi dengan cara berani dan Imajinatif, untuk dapat menilai solusi yang ditawarkan secara kritis. Artinya semua itu justru  akan  memacu kita  untuk  terus menghasilkan pemikiran yang  lebih  baik dan bijaksana.

Inti pemikiran Popper bahwa ilmu pengetahuan merupakan kesimpulan empiris yang secara terus menerus dapat dikaji dan diuji kebenarannya. Yang lebih penting senantiasa dapat dikoreksi. Penilaian teori ilmu pengetahuan yang subyektif merupakan jalan terjadinya kesalahan dan kekeliruan ilmu pengetahuan.

KL: 28042022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun