Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Eksistensi Uang dan Karakter Manusia Mensikapi Materi

24 Februari 2022   16:22 Diperbarui: 22 Maret 2022   19:30 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diskusi ringan tentang uang yang sungguh menarik sampai masalah kematian. Berbagai pendapat pro kontra dalam memposisikan dan memaknai uang. Apakah uang itu segala-galanya dalam hidup manusia?

Ada yang berpendapat bahwa uang itu penting, bahkan sangat penting, karena mempengaruhi banyak hal dalam hidup manusia. Di sisi lain ada yang berpendapat bahwa uang bukan segalanya, bahkan tak penting, karena benda berupa kertas atau koin bernominal tertentu tersebut, tak dapat dibawa mati.

Bila dicermati, semua komentar itu benar adanya, karena memiliki dasar dan alasan yang tak serta merta bisa disalahkan. Namun demikian, segala sesuatu perlu dilihat sesuai duduk masalahnya secara obyektif.

Sosiolog Jerman  Georg Simmel menulis buku "The Philosophy of Money" yang diterbitkan oleh Routledge pada tahun 2004, Simmel menganalisis hubungan uang dengan pertukaran, kepribadian manusia, posisi wanita, kebebasan individu dan banyak bidang lain dari keberadaan manusia. The Philosophy of Money memberi kita contoh analisis komprehensifnya tentang hubungan timbal balik antara fenomena sosial yang paling beragam dan tampaknya terhubung antara satu sama lain.

Hugh Dalzel Duncan  dalam buku Communication and Social Order (1962) menyebutkan bahwa uang menjadi simbol kelompok dan bentuk transenden kehidupan bermasyarakat. Sebuah kutipan menarik dalam buku Duncan lainnya "Sosiologi Uang" yang diterbitkan Pustaka Pelajar: "Barang siapa memiliki uang satu sen maka ia berdaulat (sejauh satu sen) atas seluruh manusia; memerintah para juru masak agar menyajikan santapan baginya, memerintah para bijak-cendekia untuk memberinya pelajaran, memerintah para raja untuk menjaganya sejauh satu sen."

***

Kemunculan uang sebagai alat transaksi dalam berbagai kgiatan manusia, memiliki perjalanan historis yang panjang.  Berbagai literatur mencatat bahwa Raja Lydia Alyattes dari Turki pertama kali menciptakan uang koin dari bahan emas dan perak. Pada masa Dinasti Tang, seseorang bernama Ts'ai Lun menciptakan uang kertas dari bahan kulit kayu murbei. Di Indonesia uang koin telah dipakai sejak zaman Dinasti Syailendra pada abad ke-9 yang juga berbahan emas dan perak.

Kini zaman semakin maju, masyarakat dunia memasuki era uang digital (cashless) dimana tidak lagi ada fisik uang. Manusia mendapat sejumlah nilai tertentu dari hasil usahanya secara digital dan kemudian nilai uang tersebut dapat dibelanjakan untuk segala kebutuhan. Artinya uang sebagai alat transaksi, baik fisik maupun digital, memiliki posisi penting dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia. 

Penting atau tidaknya nilai uang, yang pasti kita membutuhkan sejumlah nilai materi untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, karena hampir tak ada yang mau memenuhinya tanpa terlebih dahulu memberikan kiprah atau juga alat tukar dengan nilai tertentu.

Dengan uang kita mampu memenuhi kebutuhan diri dan orang terdekat sebagai bentuk tugas dan tanggung jawab. Demikian juga dengan uang kita bisa mengatasi segala masalah yang kita alami, dan yang pasti dengan uang kita lebih bisa membantu orang lain yang menghadapi kesulitan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun