Lalu bagaimana dengan uangkapan "uang tak dapat dibawa mati?" Menurut saya itu uangkapan skeptis yang menghambat kita berkembang, bahkan bisa menyesatkan. Kalau kita melihat eksistensi uang secara luas, maka sebenarnya uang kita bisa bawa mati. Sederhananya bahwa orang mati membutuhkan kain kafan dan juga alat lain yang semuanya dibeli dengan uang. Di kota besar, perlu jasa kremasi dan juga membeli tanah kuburan. Artinya mati pun perlu uang.
Lebih jauh lagi bahwa kita perlu membawa bekal ke alam akhirat yang bisa didapat dari berbagai jalan ibadah, antaranya zakat, infaq, sedekah, membeli pakaian untuk ibadah, membeli kenderaan untuk menunaikan kewajiban keluarga dan masyarakat, hingga nominal tertentu untuk membiayai umrah dan haji.
Yang jadi masalah apabila orang bekerja siang malam lupa keluarga, ibadah tertinggal, dan berfoya-foya setelah mendapatkan uang. Banyak orang jadi lupa diri dan jadi sombong gara-gara uang, maka di sinilah mudaratnya uang karena akan menjerumuskan manusia ke dalam situasi yang buruk.
Kita tidak perlu melihat uang sebatas bentuk fisik, karena benar kita tidak akan bisa bawa mati, tetapi perlu kita maknai secara luas sebagai media kebaikan di dunia untuk bekal kita setelah mati. Segalanya tergantung kita yang memposisikan dan mensikapi uang untuk kemaslahatan yang mendatangkan manfaat bagi manusia.*
Sekadar berbagi, semoga bermanfaat.
KL: 24022022Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H