"Menulis itu seni merangkai kata dan pemakaian diksi yang cocok supaya menarik dan pesan yang kita sampaikan dapat dipahami oleh pembaca." TH Salengke
MAHASISWA di perguruan tinggi akan dituntut untuk menulis laporan penelitian berupa karya ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi. Khususnya mahasiswa jenjang diploma dan strata satu (S1) yang baru memasuki dunia kampus, sering keliru dengan latar belakang masalah dalam penelitian yang akan ditulis sebagai laporan karya ilmiah dan juga skripsi.Â
Kata "masalah" kadang  mereka lihat sebagai suatu yang meyimpang, sehingga perlu diteliti untuk dicari penyebab dan impilkasinya untuk bisa kembali normal (konformitas).  Atas sebab itu juga seseorang sulit membuat judul skripsinya.
Menafsirkan masalah sebagai sesuatu yang tidak konformis seperti di atas, sebenarnya sah-sah saja. Namun pengertiannya masih sangat sempit, karena latar belakang masalah dalam penelitian lmiah merupakan 'isu" yang menimbulkan pertanyaan dan perlu dicari jawabannya.Â
Pertanyaan yang muncul, tak selalunya datang dari sebuah isu yang menyimpang, tetapi juga bisa datang dari sesuatu yang bersifat konformis. Pertanyaan untuk dicari jawabannya, sementara pernyataan untuk mendapat penguatan.
Yang terpenting dari latar belakang masalah itu harus berbanding lurus dengan judul dan variabel dalam judul hendaknya menggambarkan isu atau fenomena yang bila diteliti, akan menghasilkan jawaban yang valid, sehingga mendatangkan manfaat bagi kemaslahatan bersama.[]
Sebuah catatan singkat yang mungkin dapat bermanfaat bagi yang baru masuk kuliah.
KL: 22042022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H