Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Setelah 92 Tahun Para Anak Negeri Bersumpah

28 Oktober 2020   16:15 Diperbarui: 28 Oktober 2020   16:27 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejadian sumpah keramat itu hampir seabad lamanya, waktu yang panjang, bahkan jauh sebelum ibu pertiwi bebas dari rong-rongan penjajah, karena kita tahu, berkat jiwa dan semangat sumpah itulah kaum penjajah terusir dari negeri ini.

Kini kita berharap semoga Zamrud Katulistiwa tetap terjaga dengan baik dan anak cucu pengikrar sumpah itu tetap setia memegang teguh setiap bait ikrar yang dilafazkan nenek moyang mereka.

Sungguh mereka akan sedih bila mendengar beberapa potong bumi pertiwi ini telah lepas karena kelalaian kita. Ingat kelalaian kita di Timor Timur, Pulau Sipadan, dan Pulau Ligitan. Janganlah ada lagi kejadian yang memalukan itu, karena sumpah bisa memakan diri bila tak waspada.

Sungguh mereka akan gundah melihat tanah pertiwi tercabik-cabik karena ulah angkara anak negeri. Masih banyak yang menjarah hak sesama, kelaparan terjadi di negara agriris, banyak warga negara maritim tak mampu membeli ikan untuk lauk makan siang mereka, eksploitasi alam tanpa tanggungjawab merajalela, ketidakadilan hukum dan kesewenangan terjadi di setiap sudut penjuru tanah air.

Pasti mereka kecewa kalau bahasa pengikat persatuan dan kesatuan ini musnah oleh modernisasi dan globalisasi. Ketika rasa bangga akan bahasa ibunda berangsur pudar karena kemodernan, anak negeri merasa terhormat bila fasih bertutur dengan bahasa orang yang mengklaim pemilik kemajuan.

Mari berkontemplasi, mari berpikir, mari merenungi, mari menghayati, agar kita tak larut dengan seremoni tanpa arti.

Selamat Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2020

KL: 28102020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun