Sejak hebohnya pandemi Covid-19, masyarakat yang sudah was-was dengan rawannya jangkitan virus, menjadi semakin kebingungan dengan banyaknya berita palsu. Sebanarnya kita sebagai warga yang terdidik dengan jiwa persatuan dan kesatuan, seharusnya memiliki empati saling membantu meringankan beban moril masyarakat, minimal menahan diri menyebarkan berita palsu di media sosial.
Di Malaysia, Menteri Komunikasi dan Multi Media Datuk Saifuddin Abdullah mengatakan rata-rata tiga berita palsu terkait pandemi Covid-19 yang beredar di tengah masyarakat. Bukan saja kementeriannya yang berjuang keras melawan berita palsu, bahkan kepala polisi, menteri pertahanan, perdana menteri, hingga ke raja Agong selalu mengingatkan masyarakat agar tidak ikut menyebarkan berita palsu.
Akhir-akhir ini banyak orang yang tiba-tiba jadi ahli medis dadakan dengan memberikan petuah obat-obatan tradisional yang kononnya bisa menghalang dari serangan virus corona. Informasi sepotong tanpa ada pemberitahuan sukatan sukatan campuran. Padahal kita tahu perihal obat ada aturan mainnya seperti tim medis yang selalu menyukat kadar obat sesuai situasi dan kondisi pasiennya.
***
Musibah yang semua orang merasakan dampaknya secara langsung ini seharusnya menyadarkan kita untuk tidak memperkeruh situasi. Kalau kita tidak bisa membantu di garda terdepan seperti polisi, tentara, dokter dan perawat, serta relawan lainnya sebaiknya kita diam dan mematuhi arahan pemerintah.
Kita juga tidak ingin gara-gara suka sibuk dan sok tahu dengan menyebarkan berita-berita yang tidak mendasar, situasi bertambah buruk dan bahkan juga bisa mempersulit kerja mereka yang berjuang keras melawan pandemi ini.
Mari kita sabar, senantiasa berdoa yang terbaik buat negara dan masyarakat kita. Semoga situasi ini segera berlalu dan kita selamat serta sehat-sehat saja. Aamiin.[]
sekadar berbagi.
KL: 07042020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H