Menyegarkan kembali kutipan "gantunglah cita-citamu setinggi langit"untuk kita renungkan bersama. Sebuah ungkapan penyemangat yang membutuhkan nalar sehat agar tidak sekadar menjadi pemanis bibir belaka. Seorang pemuda, harus berani bercita-cita dan berusaha sekuat tenaga berusaha dan berdoa demi mencapai harapan dalam hidupnya.
Urusan cita-cita dan target hidup bukanlah masalah sepele, semuanya memiliki konsekuensi masing-masing. Hal tersebut sesuai dengan pepatah yang sedari kecil kita dengar, "semakin tinggi nyiur di pantai, semakin kuat angin menerpa."
Macam-macam cita terucap dari bibir kita saat masih kecil, mulai dari keinginan menjadi guru hingga hasrat untuk menjadi presiden. Cita-cita sebagai polisi, tentara, dokter, dan sebagainya yang paling sering kita dengar dari mulut anak-anak yang sedang berada di bangku Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.
Keinginan umum anggota masyarakat adalah menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Jamak mengetahui bahwa dengan menjadi PNS, status sosial seseorang akan naik.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, tentu membutuhkan kualifikasi sarjana yang hanya dapat diperoleh dari Menara Gading. Maka berlomba-lombalah kaula muda masuk perguruan tinggi dengan berbagai jurusan sesuai minat dan cita-cita.
Berhasil masuk ke Menara Gading dan meraih gelar sarjana, tak jua serta merta seseorang akan dapat menggenggam cita-cita yang telah digantung tinggi di langit harapan itu.
Dilema dari Menara Gading
Pada saat ini, mencari dan mendapatkan pekerjaan menjadi hal yang cukup berat tingginya angka kelahiran, bertambahnya batas waktu pensiun, dan membludaknya sarjana pencari kerja  dalam situasi terbatasnya lapangan pekerjaan,
Tahun 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) merilir data bahwa jumlah angatan kerja sebanyak 133.94 juta orang, manakala 6.87 juta orang masuk dalam kategori mesih mencari kerja (menganggur).
Suatu hal yang sangat serius di bursa kerja Indonesia adalah kebanyakan perusahaan memberi syarat memiliki pengalaman kerja sekian tahun dan juga syarat lucu "berpenampilan menarik." Ambigu mengartikan dan mensikapi syarat "menarik" karena sangat subyektif.
Bagaimana seorang fresh graduate akan mendapat kerja kalau ada syarat pengalaman kerja? Bagaimana perempuan-perempuan mensikapi syarat "berpenampilan menarik?" sementara kata "menarik" tiap user berbeda penafsirannya?