Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Etika Menyikapi Ruang Privasi

26 November 2019   08:14 Diperbarui: 27 November 2019   23:19 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dok. Pingpongsos.com)

Mencoba memaknai ruang privasi kepada sesuatu yang bersifat pribadi dan terjaga dari orang lain yang tidak memiliki kepentingan dan hak apapun keatasnya. Ruang atau area privasi tidak seharusnya mengandungi hal-hal rahasia, tetapi tetap saja orang lain tidak boleh masuk atau mengganggunya.

Biasanya area privasi paling luas adalah konsep negara bangsa. Dalam hal ini tidak boleh warga negara lain memasuki negara tertentu tanpa izin pihak otoritas negara tersebut. Demikian juga tingkat organisasi dan kelompok tertentu. Rumah jelas sekali sebagai area privasi yang hanya boleh dimasuki oleh anggota keluarga itu saja.

Di tingkat individu, banyak sekali area privasi yang harus kita hargai. Sebut saja meja kerja, komputer, tas kerja, dompet, gawai, dan lainnya jelas tidak begitu saja boleh kita buka, baik yang dikunci maupun yang tidak.

Baru-baru ini saya kehilangan sandal dan charger handphone yang sehari-hari saya simpan di area meja kerja. Satu hal yang sangat sering terjadi di sebuah perkantoran karena kepepet hp ngedrop atau kepepet perlu sandal ke toilet. 

Ilustrasi kejadian seperti di atas terjadi biasanya bukan untuk memiliki, tetapi sekadar pinjam sebentar tetapi tidak berbicara langsung ke pemilik barang, padahal dengan teknologi komunikasi yang hebat seperti saat ini kita bisa meminta izin melalui telepon, sms, Whats App, dan lain sebagainya yang murah meriah.

Suatu hal yang sering orang lupakan adalah bahwa pemilik barang juga bisa saja tiba-tiba perlu memakainya seperti kita yang kepepet mengambil tanpa izin karena satu alasan tertentu yang sulit dielakkan. Sekali lagi mengomunikasikan segala sesuatu itu sangat penting untuk menghindari akibat buruk dari sikap tidak menjaga etika di ruang publik.

Walaupun demikian, saya juga tidak setuju dengan kata-kata bahwa generasi milenial tidak seperti orang-orang zaman dulu dalam hal etika. Seolah-olah ada teori yang menyatakan bahwa semakin modern dunia, maka semakin pudarnya etika masyarakatnya. Justeru saya melihat bahwa masyarakat di negara maju cenderung lebih beretika mensikapi hal-hal sepele dalam hidup sehari-hari terutama di ruang publik.

Menjaga dan menghargai ruang privasi orang lain memang terkesan remeh temeh, tetapi prakteknya tak semudah membolak balik telapak tangan. Hargailah dan jagalah hak privasi orang lain supaya hak privasi kita juga dijaga dan dihargai oleh orang lain.[]

KL: 26112019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun