Zaman terus berkembang dengan begitu pesat. Nilai dan norma sosial mengalami perubahan, baik itu positif maupun negatif. Dunia pendidikan yang bertujuan mendidik karakter siswa, cenderung terkesan kelihangan ruh ketika banyak siswa yang cenderung bersikap acuh bahkan arogan terhadap guru.
Bukan berarti zaman dulu tidak terjadi hal-hal demikian, tetapi saat itu guru begitu mendapat tempat tersendiri di hati siswa dan sekolah benar-benar sebagai taman siswa seperti yang digambarkan oleh Ki Hajar Dewantara.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan formal pasti mengutamakan aspek kognitif berbanding hal-hal lain yang tak kalah penting sebagai bagian suksesnya sekolah mencapai visi-misi pendidikan umum.
Jika membandingkan etika siswa sekarang dengan siswa yang bersekolah 30-50 tahun silam, tentu tidaklah selalunya benar. Tetapi ada baiknya pola guru zaman dulu dalam mensikapi siswa dapat diterapkan dalam situasi tertentu di zaman sekarang ini.
Di media massa sering sekali kejadian siswa berlaku kasar terhadap guru, mem-bully guru, merokok di lingkungan sekolah, menghina guru, merusak barang milik guru, ennggan mendengar guru saat kegiatan belajar berlangsung, mengerjakan tugas mata pelajaran lain saat guru mengajar, dan kelas yang tidak tertib saat guru masuk ke kelas.
Walau sebentar, saya masih sempat merasakan bagaimana adab siswa zaman dulu di dalam kelas saat guru masuk memberi salam. Semua siswa duduk tertib, bahkan semuanya duduk dengan melipat tangan di atas meja. Bahkan kalau di kampung, setelah keluar sekolah para siswa suka dan merasa bangga bila diajak guru membantu di sawahnya atau diminta membawa sayur mayur ke rumah guru.
Tentu hl serupa tidaklah diminta kepada siswa sekarang, yang terpenting adalah sikap baik siswa layaknya orang menuntut ilmu sudah sangat cukup bagi guru membuat mereka  lebih semangat mengajar di kelas dan di luar kelas.
Lalu bagaimana sebaiknya mensikapi siswa yang sering acuh di dalam kelas, bahkan arogan terhadap guru?Â
Menghukum fisik siswa adalah cara yang salah. Namun bukan berarti tidak boleh tegas dan menghukum siswa sama sekali karena menghukum tidak selalunya fisik tetapi bisa bentuk hukuman yang bersifat mengedukasi siswa.
Akan fatal apabila guru membiarkan siswa dengan sikap yang tidak konstruktif, bak ibarat pepatah melenturkan bambu harus dari rebungnya. Jadi sosialisasi dan pembiasaan harus sedini mungkin supaya siswa dapat dibentuk dengan baik dan sempurna.[]
Sekadar berbagi untuk Indonesia pintar dan berkarakter.