Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tentang Etika Siswa Milenial, Haruskah Guru Bersikap Keras?

16 Oktober 2019   14:14 Diperbarui: 18 Oktober 2019   13:20 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dok. Inspiradata.com)

Zaman terus berkembang dengan begitu pesat. Nilai dan norma sosial mengalami perubahan, baik itu positif maupun negatif. Dunia pendidikan yang bertujuan mendidik karakter siswa, cenderung terkesan kelihangan ruh ketika banyak siswa yang cenderung bersikap acuh bahkan arogan terhadap guru.

Bukan berarti zaman dulu tidak terjadi hal-hal demikian, tetapi saat itu guru begitu mendapat tempat tersendiri di hati siswa dan sekolah benar-benar sebagai taman siswa seperti yang digambarkan oleh Ki Hajar Dewantara.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan formal pasti mengutamakan aspek kognitif berbanding hal-hal lain yang tak kalah penting sebagai bagian suksesnya sekolah mencapai visi-misi pendidikan umum.

Jika membandingkan etika siswa sekarang dengan siswa yang bersekolah 30-50 tahun silam, tentu tidaklah selalunya benar. Tetapi ada baiknya pola guru zaman dulu dalam mensikapi siswa dapat diterapkan dalam situasi tertentu di zaman sekarang ini.

Di media massa sering sekali kejadian siswa berlaku kasar terhadap guru, mem-bully guru, merokok di lingkungan sekolah, menghina guru, merusak barang milik guru, ennggan mendengar guru saat kegiatan belajar berlangsung, mengerjakan tugas mata pelajaran lain saat guru mengajar, dan kelas yang tidak tertib saat guru masuk ke kelas.

Walau sebentar, saya masih sempat merasakan bagaimana adab siswa zaman dulu di dalam kelas saat guru masuk memberi salam. Semua siswa duduk tertib, bahkan semuanya duduk dengan melipat tangan di atas meja. Bahkan kalau di kampung, setelah keluar sekolah para siswa suka dan merasa bangga bila diajak guru membantu di sawahnya atau diminta membawa sayur mayur ke rumah guru.

Tentu hl serupa tidaklah diminta kepada siswa sekarang, yang terpenting adalah sikap baik siswa layaknya orang menuntut ilmu sudah sangat cukup bagi guru membuat mereka  lebih semangat mengajar di kelas dan di luar kelas.

Lalu bagaimana sebaiknya mensikapi siswa yang sering acuh di dalam kelas, bahkan arogan terhadap guru? 

Menghukum fisik siswa adalah cara yang salah. Namun bukan berarti tidak boleh tegas dan menghukum siswa sama sekali karena menghukum tidak selalunya fisik tetapi bisa bentuk hukuman yang bersifat mengedukasi siswa.

Akan fatal apabila guru membiarkan siswa dengan sikap yang tidak konstruktif, bak ibarat pepatah melenturkan bambu harus dari rebungnya. Jadi sosialisasi dan pembiasaan harus sedini mungkin supaya siswa dapat dibentuk dengan baik dan sempurna.[]

Sekadar berbagi untuk Indonesia pintar dan berkarakter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun