Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merefleksi Pemilu di Perayaan Paskah

20 April 2019   17:30 Diperbarui: 20 April 2019   17:38 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hajat akbar rakyat Indonesia yang baru saja berlangsung beberapa hari yang lalu, tentu masih menyisahkan rasa yang mengganjel atau ketidakpuasan di hati pihak tertentu yang tidak puas dengan hasil perhitungan sementara yang muncul lewat quick count. Hingga hari ini, hasil real belum diumumkan oleh Komisi Pemilhan Umum (KPU), baik untuk suara presiden maupun legislatif. 

Di hari besar Paskah umat Kristiani ini, bangsa menitip doa ketenteraman dan kedamaian bagi masyarakat di seantero tanah air yang baru saja berkompetisi dalam pesta demokrasi yang begitu sangat meriah. Kontestasi Pemilu 2019 ini begitu sangat dinamis, dimana partisipasi masyarakat berlipat kali ganda dari pemilu-pemilu sebelumnya.

Admin Kompasiana menuliskan "Kita tahu, pemilu tahun ini memiliki dinamika yang boleh dikatakan tidak sederhana." Hal inilah yang patut kita syukuri bersama karena semuanya telah berjalan dengan baik dan damai. 

Kata orang tua, menang kalah adalah adat pertandingan. Kedua kubu yang bersaing, tak akan pernah bisa menang secara bersama-sama. Mesti salah satu menang dan maju ke depan untuk memimpin, dan salah satunya mundur untuk bisa mendukung yang menang. 

Kontestan harus bisa saling menerima, demikian juga masyarakat dari kubu politik manapun, harus juga menerima dan mendukung pemimpin yang menang sebagai bentuk mandat dan amanat rakyat seluruhnya.

Dalam semangat keberagaman budaya dan agama, mari semua kita menatap ke depan demi kebaikan kita, bangsa, dan negara. Tak gampang melupakan perselisihan, namun bukan berarti kita harus terus larut dalam persaingan dan perselisihan tersebut.

Di momen yang sakral ini kita harus bisa merefleksikan Pemilu 2019 sebagai fase memperbaiki diri untuk tetap bisa berdiri teguh, dalam segala keadaan, dan melayani semua dengan tidak membedakan latar belakang agama, suku, budaya serta status sosial, dan pilihan politik.

Dalam bernegara dan beragama, integrasi bangsa dan ketenteraman masyarakat merupakan hal utama yang harus mengatasi segala bentuk kepentingan pribadi dan kelompok, agar kita bisa selalu melakukan apa yang baik bagi semua orang dan berdamai dengan siapa saja.

Presiden dan wakil rakyat yang menang dalam kontestan Pemilu 2019 ini, agar jangan jumawa. Harus bisa merangkul pihak yang kalah, terutama rakyat jangan sampai dibeda-bedakan berdasarkan pegangan politik. Kita harus ingat bahwa ini adalah pesta rakyat, dimana rakyatlah yang sejatinya menang. Untuk itu, kembalikan kemenangan rakyat itu dengan mengabdi sebaik-baiknya kepada rakyat Indonesia sebagai bentuk syukur atas amanat yang diberikan.

Sekadar berbagi untuk Indonesia yang damai.

KL: 20042019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun