Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Tentang Jokowi dan Prabowo dalam Taksi Online

5 Januari 2019   21:30 Diperbarui: 5 Januari 2019   22:24 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. The Jakarta Post

Ada pujian dan juga sinisme dilontarkan terhadap Joko Widodo dan Prabowo Subianto saya simak dari sopir taksi online. Maklum keduanya sedang berupaya mendulang suara dukungan dalam laga politik pada Pemilu Presiden 2019 ini.

Akhir 2018 yang lalu, saya sempat ke Jakarta dan Bekasi untuk sebuah hajat yang cukup penting. Dari bandara, saya pesan taksi online karena lebih praktis dan tarifnya juga bersahabat. Yang paling penting, saya bisa "ngobrol" panjang lebar sama sang sopir sepanjang perjalanan ke destinasi yang saya tuju.

Setiap naik taksi selalu disambut dengan komentar positif dan sinis tentang Jokowi dan Praowo. Saat naik taksi online yang sopirnya sama gerbong dengan salah satu calon presiden tersebut, maka pujianlah yang keluar. Dan sebaliknya bila kebetulan bertemu dengan sopir yang berbeda gerbong politik, maka sinislah komentar yang saya terima.

Menarik memang untuk diamati tingkah masyarakat Indonesia dalam mensikapi apa saja yang berkaitan dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan berlaga pada April mendatang. Sikap politik seperti ini, tentu saja bukan hanya berlaku di Indonesia, tetapi dimana-mana juga terjadi hal yang  sama.

Saat lewat mega proyek jalan tol di kawasan bandara Cengkareng, saya bertanya apa gerangan yang sedang dibangun? Sang sopir dengan panjang lebar dan berapi-api menjelaskan bahwa itu jalan tol baru, sekaligus memuji Pak Joko Widodo. "Ini bentuk keseriusan Pak Jokowi membangun infrastruktur di Indonesia, saya tidak yakin kalau Prabowo berkuasa bisa serius membangun infrastruktur seperti ini," ucap sang sopir sambil melirik tiang tol yang berdiri kokoh.

Namun keesokan harinya, saat saya kembali dari Bekasi, saya juga naik taksi online, persis keluar pintu tol, saya bertemu dengan kemacetan yang luar biasa. Sang sopir taksi online yang mungkin bukan satu bendera politik dengan Jokowi berkomentar sinis, "Ini semua gara-gara Jokowi yang membangun serentak, tidak bisa memetakan proyek pembangunan sehingga terjadilah kemacetan parah. Kita berharap Pak Prabowo bisa mengatur pembangunan sehingga tidak menyusahkan rakyat kecil begini" katanya sambil menunjuk pembangunan LRT dan juga dua proyek berdekatan lainnya yang sudah mencapai tahap 40 persen.

Dari beberapa sumber, memang kota Bekasi cukup sibuk dan kondisi jalan raya sangat macet. "Tak kalah macet dengan Jakarta," kata seorang teman yang berdomisili di Bekasi dan berharap apabila siap proyek transportasi LRT/MRT yang sedang dibangun akan mengurangi kemacetan yang selama ini membelenggu masyarakat Bekasi yang tingkat mobilitas hidupnya sangat tinggi.

***

Sebenarnya, objek yang jadi bahan pembicaraan merupakan hal yang positif, kitalah yang susah menerima kebaikan apabila kita tidak satu kubu politik dengan pasangan calon tertentu. 

Penting bagi masyarakat untuk memposisikan kinerja dan hasilnya sebagai sebuah upaya positif tokoh politik tertentu yang memang pro rakyat. Dan juga penting bagi masyarakat umum untuk mengoreksi kekurangan para tokoh politik yang akan maju pada bursa pemilu calon presiden dan calon wakil presiden 2019, agar tidak melulu sinisme yang terlontar dari mulut kita.[*]

Sekadar berbagi untuk Indonesia yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun