Klimaks pesta demokrasi Malaysia telah berlangsung Rabu (9/5) kemarin yang dimenangkan oleh kubu oposisi yang diketuai oleh mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad. Selama 11 hari masa kampanye Pemilu ke-14 Negeri Jiran itu berlangsung meriah baik dari kubu petahana koalisi Barisan Nasional (BN) maupun dari koalisi oposisi Pakatan Harapan.
Namun sayang sekali, selama sepekan yang lalu bergulir ancaman kepada warga asing di Malaysia agar tidak keluar di hari H. Pasalnya ada tuduhan indikasi pihak berkuasa dalam Barisan Nasional memberikan status kewarganegaraan kepada warga asing menggunakan Identity Card (IC) orang yang telah meninggal dunia. Selain itu ada tuduhan yang sengaja diberikan IC supaya bisa ikut memilih dan memenangkan BN.
Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Kuala Lumpur Counsellor H. Agus Badrul Jamal menegaskan bahwa berita itu adalah palsu yang sengaja dihembuskan supaya mencederai imej demokrasi Malaysia.
"Jangan percaya berita ancaman itu," ujar H. Agus Badrul Jamal di sela-sela kegiatannya menghadiri acara peringatan Isra' Mi'raj di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Selasa (8/5) pagi.
Merespon berita hoax tersebut, KBRI Kuala Lumpur menghimbau masyarakat Indonesia supaya tetap waspada dan jangan ikut berkerumun di tempat-tempat pemilu. Senantiasa membawa paspor apabila keluar rumah.
Ternyata berita hoax berbau ancaman benar-benar menyebar ke seluruh Malaysia. Saudara saya dari Ipoh, Perak, urung ke Kuala Lumpur karena khawatir terjadi kerusuhan selama di perjalanan.
Bahkan teman saya dari Jakarta yang akan ke Kuala Lumpur hari Jum'at ini menelpon dengan nada khawatir karena adanya berita tersebut, tetapi telah saya yakinkan bahwa semua itu tidak benar.
Hari ini saat oposisi menang dan berhasil merebut kekuasaan ada prediksi kerusuhan dan pihak otoritas Malaysia tetap menghimbau warga Malaysia dan warga asing supaya tenang dan mengikuti proses pengalihan kekuasaan dengan baik tanpa menunjukkan sikap arogan.
Seharusnya masyarakat Indonesia tidak perlu ikut menyebarkan berita tersebut yang walaupun bermaksud baik agar masyarakat Indonesia tidak keluar di hari H karena toh semua itu palsu. Ketika kita menyebarkan berita itu, maka kita telah ikut andil membuat keresahan di kalangan masyarakat.
Rabu kemarin pukul 9.00 ws saya mutar-mutar area kota Kuala Lumpur, melewati beberapa lokasi tempat pemungutan suara (TPS), faktanya aman dan terkendali. Sore hari tepatnya pukul 17.00 ws TPS ditutup untuk kemudian dilanjutkan dengan penghitungan kertas suara. Tadi pagi suasana aman dan sepi-sepi saja, merupakan awal sejarah oposisi memerintah setelah 60 tahun Malaysia diperintah oleh Barisan Nasional.
Kita semua berharap proses peralihan kekuasaan dari Barisan Nasional kepada koalisi oposisi Pakatan Harapan dapat berjalan lancar dan semua pihak menghormati proses demokrasi ini tanpa ada tindakan destruktif.(*)