Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Pendidikan Nonformal Hidupkan Harapan Pekerja Migran

10 April 2018   10:53 Diperbarui: 10 April 2018   16:26 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dubes Rusdi Kirana meninjau kelas perdana PKBM-KBRI Kuala Lumpur Sabtu, 7 April 2018. (Dok. Pribadi)

Akhir pekan lalu, saat pembukaan kelas perdana kegiatan belajar program pendidikan non formal, saya menyaksikan sebuah harapan yang kembali muncul dari wajah peserta Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kedutaan Besar Republik Indonesia. Sedikitnya 40 orang peserta didik baru yang nota bene pekerja migran Indonesia mengikuti program belajar non formal untuk nantinya bisa mengikuti ujian kesetaraan Paket A, Paket B, dan Paket C.

Tidak seperti layaknya murid sekolah reguler yang pada umumnya anak usia sekolah. PKBM-KBRI Kuala Lumpur yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan Prof. Muhadjir Effendy pada tanggal 1 Maret 2018 yang lalu, menampung peserta didik yang sudah lewat dari usia sekolah. Di saat pertama kegiatan belajar Sabtu (7/4/2018), hadir beberapa peserta didik yang sudah berumur lebih 40 tahun. 

Saya kagum akan semangat mereka untuk mencapai harapan sukses lewat pendidikan. "Dulu orang tua kekurangan biaya sehingga terpaksa putus sekolah dan terpaksalah saya merantau ke Malaysia. Saya berharap PKBM-KBRI Kuala Lumpur menjadi jembatan penghubung harapan besar kami supaya tidak selamanya jadi buruh di negeri orang" kata salah seorang peserta Paket C yang enggan disebutkan namanya.

***

Masyarakat Indonesia di Malaysia menyambut baik program layanan pendidikan ini karena banyak sekali anak pekerja migran Indonesia yang selama ini tidak mendapat kesempatan bersekolah di Malaysia karena alasan tidak memiliki dokumen (undocumented). 

Duta besar Rusdi Kirana turut meninjau kelas perdana tersebut bersama beberapa Home Staf seperti Atase Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc.serta beberapa diplomat dan juga para tenaga pendidik dari Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, hadir memberikan dukungan moril kepada para peserta program belajar PKBM-KBRI.

Sebaga dikoordinir oleh Koordinator PNF/Ketua PKBM KBRI Kuala Lumpur serta anggota tim lainnya merasa sangat termotivasi saat menyaksikan para peserta didik yang begitu antusias walau pun sudah berumur lanjut di tengah kesibukan rutinitas kerja sehari-hari.

Duta Besar Rusdi Kirana yang hadir di kelas perdana berpesan supaya semua peserta didik dapat mengikuti program belajar dengan serius agar usaha ini tidak sia-sia. Dalam kesempatan yang sama, Atase Pendidikan dan Kebuayaan Prof. Ari Purbayanto mengatakan bahwa Atikbud akan senantiasa membantu masyarakat yang selama ini kesulitan menapat akses sekolah formal di Malaysia untuk bisa mengikuti ujian kesetaraan Paket A, Paket B, dan Paket C.

Di hari pertama kelas, menunjukkan antusias yang sangat baik dari masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan kesempatan belajar lewat program pendidikan non-formal di PKBM-KBRI Kuala Lumpur. Berdasarkan data kehadiran, kesemua peserta didik, berjumlah 41 orang dengan perincian sbb: 22 orang jenjang paket C, 11 orang jenjang Paket B, dan 8 jenjang paket A.

Kelas PKBM akan berlangsung pada setiap hari Sabtu dan Minggu setiap bulan. Para peserta yang terdaftar akan dimasukkan ke dalam data Dapodikmas Kemdikbud RI untuk dapat mengikuti ujian Paket A, B, dan C pada tahun 2019 mendatang.

Sekadar berbagi untuk Indonesia pintar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun