Warna warni yang spektakuler dipertontonkan di ajang peresmian Pesta Olahraga Persemakmuran (Commonwealth Games) yang berlangsung di Stadion Carrara, Gold Coast, Australia, Rabu (4/4/2018). Negara benua itu kini terpilih menjadi tuan rumah untuk kelima kalinya setelah berhasil menyingkirkan lima pesaing lain seperti Kanada, Nigeria, Tobago, Walles dan Selandia Baru.
Pesta Olahraga Persemakmuran yang akan memperebutkan 275 medali emas itu, secara resmi dibuka oleh Pangeran Wales yang mewakili Ratu Persemakmuran. Sedikitnya 4.500 atlit dari 71 negara-negara persemakmuran atau negara-negara bekas jajahan Inggris akan berkompetisi selama 11 hari di Gold Coast, Australia.
***
Pesta olahraga ini, pertama kali berlangsung di Kanada pada tahun 1930 dan dihelat secara bergantian setiap empat tahun sekali di negara-negara anggota Persemakmuran Inggris.
Publik sangat maklum kalau latar belakang diselenggarakannya Commonwealth Games mengacu pada faktor sejarah kolonialisme. Bersatu dalam berbagai cabang olahraga untuk membangun bersama, bahkan Inggris sebagai negara yang menjajah, ikut serta dan menjadi tonggak utama berlangsungnya hajat tersebut.
Hal itulah yang menjadikan Commonwealth Games begitu spesial dan terkesan akrab dalam berkompetisi yang walau pun masih tetap terjadi cacat celah yang membuat dunia internasional mencibir bahkan protes keras terhadap negara tuan rumah.
Indoesia pernah memprakarsai hajat bersama dalam bentuk lain yaitu Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung yang terselenggara atas dasar persamaan nasib sebagai korban kolonialisme untuk bersama-sama bangkit memadukan kekuatan menentang apa jua bentuk penjajahan di muka bumi.
Apapun hajat bangsa dan negara perlu mengedepankan kebersamaan tanpa harus memarginalkan kelompok tertentu, apalagi itu kelompok minoritas karena sesuatu yang besar tercipta dari yang kecil, dan yang kecil mampu bertahan karena ada jaminan perlindungan dari yang besar.(*)