Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Matahariku

3 April 2018   17:43 Diperbarui: 5 April 2018   07:07 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelap malam berangsur pergi, bumi pun mulai menampakkan wajah indahnya bersama dengan hadirmu di ufuk timur. Kamu begitu mempesona, wajah hangatmu tampak mulai memerah dari celah awan tebal yang berusaha menutupmu. 

Sinarmu menerobos dahan dan ranting, menggapai dedaunan hijau dan bunga yang mekar harum di pagi hari. Bening embun yang menyejukkan hati, tampak berkilau dalam pantulan sinarmu.

Ada asa dan harapan kamu bisa menembus ketidakmungkinan cuaca subuh yang ekstrim, ada senyuman dan pujian akan dirimu yang mengagumkan untuk hadir berkiprah menghangatkan bumi, wahai matahariku.

***

Malam yang begitu mencekam telah berlalu, namun angin kembali betiup kencang, mengumpulkan awal tebal, bumi kembali gelap gulita, petir pun menyambar hingga hujan mengguyur deras mebasahi bumi yang sebelumnya telah basah kuyup.

Pohon tumbang di mana-mana karena tak kuasa manahan terpaan angin, air pun pasang menggenangi perkampungan dan jalan raya. Transportasi dan komunikasi menjadi terganggu bahkan putus.

Kamu tak kuasa menembus cuaca yang tidak bersahabat, dalam dingin kamu bersembunyi untuk sementara waktu di balik awan tebal menunggu cuaca kembali normal untuk bisa menyinari dan menghangatkan bumi dan insannya.

Aku maklum dan bersabar tanpa biasan aura cahayamu yang senantiasa menghangatkan, menceriakan, dan memberikan harapan agar hidup senantiasa berjalan dalam kesenangan dan ketenangan.

***

Matahariku, tanpamu bumi tak akan jadi indah, tanpamu aku tidak bisa menghitung hari, bulan, dan tahun. Kamu adalah ciptaan Tuhan yang maha hebat. Kuingin kamu senantiasa menyinari walau pun dalam cuaca yang tidak bersahabat.

Kutunggu aura cahayamu yang selalu menghangatkan dan menceriakan, wahai matahariku.

KL: 31032018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun