Mobilitas migrasi masyarakat Indonesia di Malaysia sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang silam, jauh melampaui hubungan diplomatik kedua negara yang kini memasuki usia ke-60 tahun. Kerja sama bilateral Indonesia-Malaysia terus bergulir secara dinamis seiring meningkatnya volume interaksi masyarakatnya, baik itu di bidang politik, pertahanan, ekonomi, sosial, budaya, dan juga pendidikan.
Tingginya tingkat migrasi masyakat Indonesia ke Malaysia, dengan sendirinya tercipta kelompok masyarakat Indonesia-Malaysia di seluruh semenanjung Malaysia, Sabah dan Sarawak. Mereka melahirkan generasi baru yang memerlukan pemibinaan secara formal dan informal.
Permasalahan akan kebutuhan akses layanan pendidikan formal yang sesuai dengan kurikulum pendidikan di dalam negeri dialami dengan serius oleh anak staf kantor perwakilan, ekspatriat, guru, dosen, dan pekerja migran Indonesia dengan membuka Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN).
**
Secara resmi, di Malaysia telah dibuka Sekolah Indonesia Kuala lumpur (SIKL) pada tanggal 10 Juli 1969. Selama itulah sekolah yang didirikan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur itu berkiprah merajut asah dan cita anak bangsa supaya tetap bisa menatap masa depan walaupun mereka berada jauh di perantauan.
Dari hasil diskusi dengan berbagai kalangan, termasuk para alumni Sekolah Indonesia Kuala Lumpur diketahui bahwa kegiatan belajar mengajar telah diselenggarakan oleh KBRI Kuala Lumpur beberapa tahun sebelum peresmian berdirinya Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Dari beberapa sumber disebutkan bahwa setahun sebelum peresmian, sudah bermula kegiatan persekolahan secara sederhana. Maka dari itu umur dan peran Sekolah Indonesia Kuala Lumpur sudah berjalan selama setengah abad.
Siswa Sekolah Indonesia Kuala Lumpur
Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) menyediakan layanan pendidikan dari jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Berdasarkan data terbaru tahun 2017, siswanya berjumlah 445 dengan perincian siswa TK 21 anak, siswa SD 198 anak, siswa SMP 110 anak, dan siswa SMA IPA/IPS 116 anak.
Pramuka Gugus Depan 001/002 KBRI Kuala Lumpur telah menjadikan SIKL sebagai pangkalan pusat latihan. Sebuah kegiatan yang sangat positif yang berlangsung secara konsisten hingga ke hari ini, dalam membentuk karakter generasi muda Indonesia di Negeri Jiran.
Sekolah ini juga menjadi basis pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar dan penyelenggaraan ujian Paket A, B, dan C IPA/IPS yang merupakan program Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur. Pada tahun 2017, Duta Besar Rusdi Kirana juga berwacana untuk dapat memberikan akses layanan pendidikan non-formal bagi anak-anak TKI illegal dan TKI bermasalah yang ada di penampungan KBRI Kuala Lumpur.
Selain itu, sejak tahun 2012, Sekolah Indonesia Kuala Lumpur juga memfasilitasi program belajar jarak jauh Universitas Terbuka (UT) bagi masyarakat Indonesia yang tinggal dan bekerja di Malaysia. Berkembangnya UT Pokjar Kuala Lumpur khususnya tak terlepas dari peran Sekolah Indonesia Kuala Lumpur sehingga secara kuantitas, saat memasuki periode intake tahun 2017/2018, mahasiswa UT Pokjar Kuala Lumpur berjumlah 475 orang dari total 887 orang mahasiswa aktif di seluruh Malaysia dari masing-masing kelompok belajar (Pokjar), seperti Pokjar Johor Bahru 165 orang, Pokjar Penang 180 orang, dan gabungan Pokjar Kota Kinabalu-Tawau sebanyak 67 orang.