Memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 November, hampir semua masyarakat Indonesia akan mengucapkan salam takzim "Selamat Hari Guru" karena merasa telah mendapatkan ilmu dan hikmah dalam hidupnya dari seseorang yang lazimnya disebut sebagai "guru."
Ada yang berpendapat bahwa sangat sulit untuk menjadi seorang guru karena komitmen dan konsekuensi yang harus diemban dan ditanggungnya terutama apabila tidak amanah, tidak bisa diguguh dan ditiru oleh insan di sekelilingnya. Sebaliknya ada juga yang berpendapat bahwa menjadi guru itu gampang-gampang saja karena apabila seseorang mengajarkan sesuatu kebaikan dan senantiasa mengamalkannya, maka ia sudah layak disebut sebagai guru.
Guru dalam konteks Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) lebih cenderung memberikan pengertian yang formal, yaitu seseorang yang berprofesi mengajar. Makna ini agak sedikit mengikat yang walaupun kita ketahui bahwa mengajar bisa secara formal dan juga non-formal.
**
Dalam Islam, guru berperan penting dalam kegiatan mentransfer ilmu kepada seseorang karena jamak meyakini bahwa alangkah lebih baik ada guru yang memberikan penjelasan dari setiap bacaan yang terkandung dalam buku yang dibaca oleh seorang siswa.
Maka sebab itulah, guru menjadi salah satu dari enam hal yang penting untuk diperhatikan oleh seseorang yang menuntut ilmu. Hal tersebut disinyalir dalam kitab Ta'lim al-Muta'allim karangan Imam Al-Zarnuji sebagaimana dijelaskan oleh Imam Syafi'i dari Ali bin Abi Thalib r.a yang perincian sbb:
Pertama, cerdas.
Kedua, rakus atau tamak.
Ketiga, penuh perjuangan dan sabar.
Keempat, bekal atau biaya.
kelima, bermuamalah, berinteraksi atau bersahabat dengan guru.