Hari Raya Idul Adha 1438 Hijriyah yang disebut juga Hari Raya Kurban di mana-mana cenderung meriah. Umat Islam berbondong-bondong ke tanah lapang, masjid, dan surau dengan alunan takbir, tahmid, dan tahlil sebagai bentuk penghambaan, memuji kebesaran Allah, tuhan semesta alam.
Pelaksanaan Idul Adha di kalangan masyarakat Indonesia yang bekerja di Malaysia juga cukup meriah, memiliki nilai semangat persaudaraan dan ukhuwah yang tinggi antar sesama perantau. Pada saat itu masyarakat Indonesia bisa berkumpul dan bertukar kabar sambil diskusi ringan perkembangan-perkembangan yang terjadi di kampung halaman. Oleh karena itu, perayaan hari raya keagamaan bagi masyarakat Indonesia negeri rantau, akan terasa sangat berbeda dari perayaan yang sama di tanah air.
Hewan-hewan kurban tersebut hasil yang selama ini dihimpun oleh panitia dari masyarakat Indonesia seperti staf KBRI Kuala Lumpur, guru dan siswa SIKL, ekspatriat dan tenaga kerja Indonesia lainnya yang ingin berkurban untuk kemudian dibagikan kepada sesama masyarakat Indonesia di perantauan.Â
Sesuai kesepakatan dengan mempertimbangkan maksud pendidikan bagi peserta didik sekolah, proses penyembelihan hewan kurban akan dilakukan pada hari Senin, 4 September 2017. Pada hari penyembelihan hewan kurban, dipastikan seluruh siswa dan masyarakat akan bergotong royong memprosesnya, mulai penyiapan alat, penyembelihan, pemotongan daging, pembagian dan penyaluran daging kepada mustahik yang telah terdata.
Pihak panitia yang merupakan gabungan ROHIS KBRI dan ROHIS Sekolah, dangan sengaja mengambil hari ketiga pada saat sekolah berlangsung untuk menanamkan semangat berkurban dan menumbuhkan jiwa sosial serta kebersamaan di kalangan siswa dan masyarakat.Â
Tentu dengan keikutsertaan siswa dalam proses penyembelihan hewan kurban, siswa dapat mengetahui dengan baik alur sejarah napak tilas dan perjuangan tiga hamba Allah yaitu nabi Ibrahim, Siti Hajar dan puteranya Ismail yang kini diabadikan dalam rukun Islam yakni menunaikan ibadah haji.
Parkir dan kedua bahu jalan sekitar sekolah penuh sesak dengan monil dan sepeda motor. namun tak sedikit dari masyarakat Indonesia yang memanfaatkan moda transportasi umum karena persis di samping sekolah terdapat stasiun KTM Komuter (KRL). Tak jauh dari sekolah, yakni sekitar 500 meter, juga terdapat stasiun LRT Star sehingga jamaah cukup dengan berjalan kaki 5 menit sudah sampai.Â
Seusai solah jamaah seluruh jamaah dibagikan nasi kotak yang disediakan oleh panitia. Masyarakat tampak senang sekali dapat berkumpul sesama masyarakat Indonesia di perantauan dalam suasana silaturrahmi.(*)