Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Saya Ditanya tentang KTP di Negeri Sendiri

18 Juli 2017   15:35 Diperbarui: 19 Agustus 2017   16:51 2247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah seorang petugas terlihat sedang mengecek KTP di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Tigaraksa Tangerang, Senin (31/8/2016). Sebagian besar warga mengurus e-KTP, KK, dan akta kelahiran.(KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI)

Keesokan harinya saya melaporkan ke kantor bank BRI di Mataram dengan maksud kartu ATM tersebut bisa saya dapatkan kembali. Ternyata urusan tidak bisa dilayani karena tidak punya e-KTP. Saya coba berikan paspor karena memang saat pembuatan rekening oleh petugas Bank BRI yang datang ke Malaysia boleh menggunakan paspor, tetapi petugas di Customer Service BRI Mataram kekeh harus punya KTP bila ingin dilayani dan bahkan karena tidak ada KTP petugas meminta saya untuk mengurus kartu ATM baru di BRI cabang Batam tempat saya membuka rekening.

Mengapa mereka sama sekali tidak menyiapkan solusi yang mengacu pada persoalan yang tengah membelit bangsa Indonesia. Tidak punya KTP seolah-olah sepenuhnya kesalahan penduduk. Padahal yang sudah melakukan prekaman saja harus menunggu KTP berbulan-bulan.

Menurut saya, ketika banyak rakyat yang terkendala dalam pembuatan e-KTP gara-gara milyaran rupiah dana e-KTP ditilap oleh oknum negara yang tidak memiliki prinsip kerakyatan, instansi pelayanan masyarakat harus lebih solutif dalam berkomunikasi. Mungkin untuk durasi waktu tertentu, fungsi KTP bisa dialihkan ke SIM dan paspor supaya urusan bisa tetap berjalan lancar.

**

Pemerintah melalui kuasa KPK harus benar-benar konsisten mengusut tuntas kasus e-KTP supaya rakyat tidak lagi kesulitan berurusan di negeri sendiri.(*)

KL:18072017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun