Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Memotret Pulau Rupat

20 Juni 2017   22:00 Diperbarui: 21 Juni 2017   19:41 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulau Rupat (Dokumentasi Pribadi)

“Baik baik baik. Dari mana kalian tahu bahwa nama yang kalian sebut tadi adalah nama Bapak Presiden Indonesia?” nadaku dengan sedikit menelisik.

“TV bang!” serentak mereka menjawab kegirangan.

“Begini dik, nama yang kalian sebut tadi adalah Perdana Menteri Malaysia. Kalau Presiden kita adalah…

***

Pulau yang yang berpenduduk sekitar 50 ribu jiwa itu, terdiri dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Rupat dan Rupat Utara. Keduanya termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Bengkalis, Riau. 

Posisi  pulau ini terletak diantara Riau (Indonesia) dan Melaka dan Seremban (Malaysia). Dengan demikian Pulau Rupat merupakan wilayah terdepan yang rentan dengan asimilasi dan akulturasi yang kuat. Selama ini, transaksi perniagaan di Pulau Rupat berlaku dua mata uang yakni Rupiah dan Ringgit yang bisa menjadi jalan mulus berlakunya integrasi sosial Indonesia-Malaysia.

Saluran televisi dan radio dominan dari negeri jiran. Tak heran kalau PM Malaysia familiar sekali di Pulau Rupat. Bahkan para artis dan penyanyi Malaysia seperti Siti Nurhaliza, Dayang Nurfaizah, M Nasir dan Ami Mastura cukup dikenal dan lagu-lagi negara tetangga itu kerap menjadi tembang hiburan masyarakat di sana.

Hasil investigasi sederhana menunjukkan bahwa Pulau Rupat disebut-sebut sebagai pulau penadah barang selundupan dari Malaysia terutama sepeda motor. Human trafficking juga berlaku dari Rupat ke Melaka dan Negeri Sembilan (Malaysia).

Tindakan preventif dari lembaga pendidikan dan media informasi perlu melakukan edukasi ke-Indonesia-an yang ekstra di wilayah terluar Indonesia supaya negeri ini benar-benar dikenal dan dijiwai oleh rakyatnya sendiri.(*)

---

Sekadar berbagi untuk integrasi Indonesia yang lebih kuat.
Jakarta:20062017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun