Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi 10 Hari Kedua Ramadan

15 Juni 2017   03:36 Diperbarui: 29 Juli 2017   20:27 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERJUANGAN menahan hawa nafsu dan segala yang membatalkan ibadah puasa telah memasuki hari kedua puluh Ramadan. Artinya rahmat dan pengampunan Tuhan telah diraih oleh hamba yang berpuasa dengan penuh keimanan dan ihtisab sejak hari pertama hingga hari kedua  puluh puasa.

Ibarat pertandingan olah raga, hari ini ummat Islam berhasil lolos dari babak semi final dan bersiap-siap menuju babak final di 10 hari terakhir dengan imbalan paling tinggi yakni pembebasan dari siksaan api neraka.

Dalam artikel sebelumnya telah saya kutip dalil yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Awal bulan Ramadan adalah rahmah (rahmat), pertengahannya  maghfirah (keampunan), dan akhirnya itqun minan naar (pembebasan dari api neraka)".

Sebelum beranjak ke 10 hari terakhir yang merupakan babak final dengan harapan mampu meraih kemenangan yang hakiki, maka terlebih dahulu kita evaluasi diri apakah imbalan "rahmah" di 10 hari pertama dan "magfirah" di 10 hari kedua benar-benar telah diraih dengan baik?

Untuk menambah pahala di bulan Ramadhan, sebaiknya memperbanyak membaca al-Qurn dan zikir. Meningkatkan silaturrahmi dan membantu sesama manusia karena bulan Ramadhan merupakan ladang pahala dimana semua kebaikan dihitung sebagai ibadah.

Saya amati, 10 hari kedua bulan puasa, ummat Islam lebih stabil dalam beribadah, khususnya sholat sunnat tarawih berbanding 10 hari pertama yang merupakan fase transisi dan 10 hari terakhir yang kebanyakan ummat Islam mulai sibuk dengan persiapan menyambut iedul fitri.

10 hari pertama dan kedua sudahpun berlalu, apabila belum maksimal, hendaknya di 10 hari terakhir bisa lebih maksimal supaya pemebasan dari api neraka sebagaimana yang dijanjikan Allah kepada siapa saja yang berpuasa benar-benar bisa kita raih. Amin ya Rabb.***

 Baca juga: http://v20106.kompasiana.com/thsalengke/refleksi-10-hari-pertama-ramadan_5937dfcd3f23bdc666ca597e

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun