Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kamu Orang Malaysia? Jangan Sebut Lima Kata Ini di Indonesia!

1 Juni 2017   23:30 Diperbarui: 16 Agustus 2017   11:32 12397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SEBELUM ini, pernah saya menulis artikel berjudul "Kamu Orang Indonesia? Hindari Lima Kata Ini di Malaysia!", rasanya perlu imbang menulis dari dua sisi. Makanya saya mencoba mengambil permasalahan yang sama dari sisi Malaysia dengan  tema "Kamu Orang Malaysia? Jangan Sebut Lima Kata Ini di Indonesia!" supaya sama-sama bisa menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi untuk menciptakan masyarakat ASEAN yang harmoni dan berpengertian antara satu sama lain.

Sebagaimana saya sebutkan juga bahwa lain lubuk lain ikannya. Sesuatu yang baik bagi kita belum tentu baik bagi orang lain, demikian juga sebaliknya. Bisa saja orang lain berkata dengan bahasa yang sopan tetapi kita menangkapnya dengan kesan yang kasar. Dalam regional ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, dan Thailand yang masyarakatnya banyak bertutur dalam dialek Melayu sering ditemukan persamaan kata tetapi berbeda arti. Bisa saja mengandung arti positif dan juga negatif yang harus dipelajari dengan baik dan seksama.

Mencermati interaksi masyarakat Indonesia dan Malaysia misalnya, sering mengalami masalah dalam berkomunikasi yang walaupun bahasa pertuturan cenderung mirip namun memiliki arti dan maksud yang berbeda. Masih saya pakai contoh pada artikel sebelumnya karena cukup sederhana dan mendasar adalah kata "awak" di Indonesia berarti "aku". Tetapi kata "awak" di Malaysia berarti "kamu". 

Ternyata di balik kemiripan kata dan kalimat pertuturan, muncul masalah serius karena memiliki arti dan maksud yang berbeda. Namun dalam tulisan ini, khusus menyorot lima kata dalam bahasa Malaysia yang memiliki arti dan maksud kurang baik di kalangan masyarakat Indonesia sbb: 

1. Indon (Indonesia/orang Indonesia). Orang Indonesia sangat sensitif dengan kata "indon". Walaupun bagi orang Malaysia tidak ada maksud merendahkan apalagi menghina, tetapi orang Indonesia tidak berkenan disebut atau dipanggil indon. Singkatan resmi untuk Indonesia adalah Idn (coba lihat di kaca tv ketika berlangsungnya pertandingan olahraga seperti badminton, tertulis IDN kan? Jadi ukurannya adalah orang yang mendengarnya, suka atau tidak suka. Jangan sampai dibalik berdasarkan maksud orang yang menyebutkannya. Dan untuk yang satu ini, dimanapun dan kapanpun, orang Indonesia tidak suka mendengarnya.

2. Kamu (anda). Kata kamu juga dipakai secara luas di kalangan masyarakat Indonesia. Artinyapun sama dengan apa yang dimaksudkan oleh orang Malaysia, hanya saja merujuk kepada tujuan yang berbeda. Kalau di Malaysia kata kamu mengandung arti penghormatan dan ditujukan ke orang yang berumur lebih tua atau orang yang dihormati. Tetapi di Indonesia, kata kamu merujuk kepada orang yang seumur atau yang lebih muda yang oleh orang Malaysia disebut dengan kata "awak".

3. Seronok (gembira/senang). Orang Malaysia mencari keseronokan di pusat rekreasi atau sekadar keluar bersama keluarga. Lain halnya dengan di Indonesia dimana kata "seronok" mengandung arti negatif dan berbau mesum. Bagi orang Indonesia, mencari keseronokan bisa di panti pijat plus plus, lokalisasi prostitusi, klub malam dan sebagainya.

4. Jimat (hemat/murah). Bila datang Ramadhan atau tahun baru serta perayaan keagamaan selalu kita temukan spanduk, reklame dan pamplet yang bertuliskan jualan jimat. Di Malaysia artinya bagus yakni paket murah yang menawarkan diskaun. Smentara di Indonesia, apalagi di Indonesia timur, jimat mengandung arti mistis atau khurafat.

5. Pusing (mutar-mutar atau keliling). Di Malaysia, pusing artinya keliling sementara di Indonesia artinya sakit kepala. Bayangkan saja kalau ada dua orang masing-masing dari Indonesia dan Malaysia yang baru saja berkenalan di negeri jiran yang akhirnya akrab. Orang Malaysia mau mengajak sahabat barunya itu pusing-pusing kota Kuala Lumpur sementara si sahabat dari Indonesia yang kebetulan capek dan masuk angin, merasa pusing lalu bilang ke temannya itu saya tidak mau pusing-pusing karena saya sedang pusing. Kayaknya repot persahabatan yang baru mulai akrab itu. 

Demikian ulasan lima kata untuk sementara, sebenarnya masih banyak dan saya akan ulas satu persatu dengaan berbagai referensi, supaya komunikasi antar negara serumpun lebih bermakna dan tidak terjadi salah paham yang bisa berujung konflik terutama kata pada nomor satu yang mencerminkan rasa dan jati diri masyarakat Indonesia.***

Salam persahabatan Indonesia-Malaysia

KL01062017 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun