Benarkah Indonesia sudah darurat narkoba? Bagaimana dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia? Apa kabar negara sahabat yang berada di wilayah segi tiga emas yang dikatakan pengeluar candu atau heroin utama di Asia Tenggara?
Merajalelanya barang terlarang di Indonesia, salah satunya berasal dari wilayah segi tiga emas itu, lalu bergeser menuju Malaysia dan kemudian ke Indonesia.
Tim Gerakan Nasional Anti Narkoba Majlis Ulama Indonesia (GANNAS ANNAR MUI) yang dipimpin langsung oleh DR. KH. Ma’ruf Amin, pada hari Kamis, 19 Januari 2017 kemarin menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang penanganan narkoba bersama Universitas Sains Islam Malaysia (USIM), Selangor.
Kedua negara akan bekerja sama melakukan beberapa kegiatan penanganan narkoba yang dinilai sudah akut baik di Indonesia maupun di Malaysia. Hal inilah yang melatarbelakangi GANNAS ANNAR MUI ikut memerangi narkoba sampai negara tetangga, Malaysia.
Saya menangkap bahwa ada hal yang tidak dapat dipisahkan antara Indonesia dan Malaysia dalam penanganan obat terlarang itu. Bahkan supaya lebih sempurna harus diputuskan mata rantai alur peredaran darat dan laut yang sangat riskan dari wilayah segi tiga emas tersebut.
Dalam sebuah laporan media, Kepala Badan Narkotika Nasional RI, Komjen Polisi Budi Waseso, pernah mengumumkan bahwa pada tahun 2015 yang lalu, kenaikan pengguna narkoba di Indonesia mencapai 5,9 juta orang. Jumlah tersebut melebihi jumlah rakyat negara Singapura yang tercatat 5.5 juta jiwa pada tahun yang sama.
Indonesia dan Malaysia, serta negara ASEAN lainnya menghadapi masalah yang sama yakni maraknya penyakit masyarakat terkait dengan obat terlarang.
Di sela-sela kegiatan resmi dengan pihak Malaysia, DR. KH. Ma’ruf Amin dan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia MUI, Dr. H. M. Asrorun Ni’am Sholeh, M.A., menyambangi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) dan melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba kepada siswa-siswi SMP dan SMA.
Hadir pada kesempatan tersebut, SLO Polri, Kombes Pol. Chaidir Azhari, Ketua Komite Sekolah, Dr. Lily Yulyadi, dan Kepala Sekolah Drs. H. Agustinus Suharto, M.Pd., serta seluru guru dan staf.
Kepada warga SIKL, Dr. KH. Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa selama ini, MUI giat melakukan kiprah nyata dalam membangun masyarakat Indonesia dengan cara ikut andil melakukan tindakan preventif penanganan narkoba yang semakin membimbangkan di dalam negeri.
Untuk mensukseskan program ini, maka lembaga agama, pendidikan, keluarga, media massa dan lembaga adat serta pemerintah harus bersinergi dan selalu berada di garda terdepan dalam memerangi narkoba supaya masyarakat Indonesia tumbuh sehat baik jasmani maupun rohani.*