Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melihat Peran Guru Indonesia di Malaysia

23 Juli 2016   00:22 Diperbarui: 17 Januari 2021   17:33 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masyarakat Indonesia di Malaysia terdiri dari berbagai latar belakang prosfesi. Ada pedagang, buruh migran, guru dan dosen, siswa dan mahasiswa, ekspatriat, pemegang status Malaysia as Second Home, pemegang status Permanent Residence (PR), dan juga para diplomat. Kita sering dengan bahwa suatu ketika dulu, Malaysia mendatangkan guru-guru dari Indonesia. Sebenarnya hingga sekarang profesi guru dan dosen, guru seni musik, dan tenaga ahli penerbangan, perminyakan, dll juga banyak yang didatangkan dari Indonesia. Artikel ini membahas peran serta guru Indonesia yang mengajar di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur.

Suatu hal yang menarik bila berbicara tentang peran guru dewasa ini. Kadang kita menepuk dada—bangga dan kagum dengan peran guru sebagai pendidik. Namun pada saat yang sama kadang juga kita mengelus dada, miris mendengar berita yang menimpa insan yang kadang disebut sebagai “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” karena sering mendapat perlakuan tidak adil dari masyarakat dan pihak berkuasa di negeri tercinta Indonesia.

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur sangat serius memperhatikan nasib guru dan pendidikan putra putri Indonesia di Malaysia. Demikian pernyataan resmi Duta Besar Herman Prayitno saat membuka sekaligus meresmikan Workshop Peningkatan Kompetensi Guru yang diselengarakan selama tiga hari di sebuah hotel terkemuka di negeri Melaka, Malaysia, Kamis (21/7/2016).

Melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, rutin setiap tahun para guru Sekolah Indonesia di Malaysia diikutsertakan dalam berbagai program peningkatan mutu dan kompetensi guru. Kali ini, sedikitnya 83 orang guru Sekolah Indonesia se-Malaysia mengikuti program tersebut. Hal ini dilakukan tentu karena diyakini bahwa guru-lah ujung tombak pembangunan karakter masyarakat Indonesia seperti yang termaktub dalam hajat besar Kurikulum 2013.

Di Malaysia, ribuan anak Indonesia usia wajib sekolah yang perlu mendapat layanan pendidikan layaknya siswa di tanah air. Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan telah mengirim ratusan tenaga pendidik untuk diterjunkan di tiga Sekolah Indonesia di Kuala Lumpur, Kota Kinabalu dan Johor Bahru serta ratusan Community Learning Center (CLC) yang ada di perkebunan kelapa sawit Malaysia.

Khususnya di luar negeri, guru tidak hanya berperan sebagai pendidik tetapi juga memiliki peran ganda sebagai “duta bangsa” yang bertugas menciptakan citra baik negara dan bangsa di tengah masyarakat internasional.

Mensikapi hal tersebut, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc., bekerjasama dengan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur yang dikomandani oleh Drs. H. Agustinus Suharto, M.Pd, selaku Kepala Sekolah, menghadirkan para nara sumber dari Kemdikbud RI yang berkompeten di bidangnya seperti Dr. Tjipto Sumadi, Direktur Purkurbuk Balitbang, Dr. Yaya Sutarya, Kasubbag Biro PKLN, dan Ir. Sri Renani Pandjastuti, M.PA., Direktur Pembinaan PKLK.

Dalam upaya memperkuat barisan guru Indonesia di Malaysia, KBRI Kuala Lumpur juga menghadirkan dua nara sumber yakni Prof. Dr. Triyanta, Direktur Seameo Qiteb in Science dan Dr. Ir. Abi Sujak, M.Sc., Direktur Seamolec untuk membekalkan guru dengan konsep e-learning dan pembelajaran dengan pendekatan scientific.

Keinginan semua pihak tidak lain supaya tenaga pendidik senantisa menjiwai konsep Ki Hajar Dewantara untuk menciptakan sekolah sebagai taman yang menyenangkan yang di dalamnya tercipta interaksi guru dan siswa dalam suasana belajar mengajar yang atraktif.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun