Mohon tunggu...
Theresia Putri Maharani
Theresia Putri Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peralihan Jurnalisme di Era Digital: Media Cetak ke Multimedia

26 September 2023   12:31 Diperbarui: 30 September 2023   22:36 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Situs website Kompas.com (Sumber: Kompas.com, screnshoot pribadi)

Selain itu, pilihan informasi yang disediakan di media online jauh lebih banyak dan bervariasi. Melalui satu situs website berita terdapat ribuan informasi sehingga tidak terbatas jumlahnya. Berbeda dengan media cetak yang hanya berita pilihan ditampilkan dalam koran. Tempo.co mengabarkan bahwa dari 593 media cetak di Indonesia hanya tersisa 399 media pada tahun 2022. Berbagai media lebih memilih untuk beralih ke media digital seperti Koran SINDO, Harian Republika, Majalah Mombi, Tabloid Nova, Majalah Mombi SD, Majalah Bobo Junior, Suara Pembaruan, Koran Tempo, Indo Pos, Tabloid Bintang, dan masih banyak lagi (Dwi, 2023).

Menurut Pavlik (2001) perkembangan media baru menciptakan perkembangan teknik berita storytelling. Media baru mempunyai bentuk komunikasi yang lebih luas karena mencakup tulisan, gambar, audio, video, dan grafik. Selain itu konten berita yang dimunculkan tidak hanya dimiliki satu kanal maka dihadirkan tautan lain (hypermedia) dan keterlibatan audiens yang meningkat.

Kemudian perubahan lain yang dirasakan pada era jurnalisme online adalah perangkat atau peralatan yang digunakan jurnalis lebih fleksibel dan compact. Sering terlihat melalui pemberitaan di kanal televisi ketika seorang jurnalis melakukan wawancara tidak lagi menggunakan kamera atau kabel sehingga perlu dibawa dipundak. Penggunaan smartphone sudah mencukupi sebagai sumber daya jurnalis melakukan peliputan. Hal tersebut diharapkan video atau foto yang diambil melalui smartphone dapat langsung diedit dan diposting ke media online mereka.

Kehadiran news aggregator juga menjadi dampak dari perkembangan jurnalisme online. Menurut Hall (2010) news aggregator merupakan situs indeks yang menyebarkan berita online seperti Line Today. Persaingan berita menjadi lebih rumit lagi dengan kemunculan news aggregator karena bukan lagi bersaing dengan perusahaan media massa.

Selain itu, munculnya situs opini seperti Magdalene. Situs opini hadir sebagai ruang opini untuk berbagai kalangan tertentu dengan tujuan isu atau permasalahan yang minim suara dapat didengar dan menjadi perhatian publik. Hal ini tentunya sangat baik karena memiliki tujuan kemanusiaan dibandingkan tujuan untuk bersaing dengan media massa lain.

Daftar Pustaka:

Annur, C. M. (2023). Retrieved from https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/06/16/meski-trennya-turun-media-online-tetap-jadi-sumber-berita-utama-masyarakat-indonesia

Deuze. M. (2003). The Web and its Journalisms: Considering the Consequences of Different Types of News Media Online. New Media Society, 5, 203.

Dewanpers.or.id. (2020). Retrieved from https://dewanpers.or.id/publikasi/opini_detail/173/Media_Online_Perlu_Berbenah_Diri

Dwi, A. (2023). Retrieved from https://bisnis.tempo.co/read/1743257/daftar-perusahaan-media-cetak-di-indonesia-yang-berhenti-terbit

Hall, J. (2010). Online Journalism: A Critical Primer. London: Pluto Press

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun