Mohon tunggu...
Thrisia Wahyuni
Thrisia Wahyuni Mohon Tunggu... Lainnya - Keep Calm and Drink Coffee

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Toleransi Melalui Pertemanan

20 September 2020   20:07 Diperbarui: 20 September 2020   20:13 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

        Seringkali kita mendengar istilah manusia adalah makhluk sosial. Hal tersebut memang benar, karena manusia adalah makhluk hidup yang tidak bisa terlepas dari interaksi satu sama lain. Mereka pasti butuh teman untuk berbagi suka dan duka, saling memahami, dan menebarkan kasih sayang. Begitu juga denganku, makhluk sosial yang juga membutuhkan teman. Hari -- hari yang kulalui terasa begitu hambar tanpa adanya interaksi bersama dirimu, temanku.

         Pahit dan perihnya kehidupan yang kurasakan membuatku terus merasa lelah dan berkata "Lebih baik aku berhenti saja". Lalu bagaikan matahari yang menyinari bumi, kau hadir disisku dan memberiku dorongan untuk terus maju. Dan disinilah aku mulai paham arti teman yang sesungguhnya.

         Sebut saja namanya Tesa, teman baikku yang berbeda suku bangsa sejak duduk dibangku SMA. Ia selalu berusaha untuk selalu hadir disisiku, membuatku ingin mencurahkan semua yang ada dibenakku. Kami saling berbagi dan bercerita tentang siapa diri kami yang sebenarnya. Darinya juga aku belajar untuk terus menghargai satu sama lain yang membuat diriku semakin sadar bahwa pentingnya untuk memiliki rasa toleransi yang tinggi ditengah -- tengah kehidupan multibudaya ini.

         Meskipun budaya kita semua berbeda budaya, tapi perlu diingat juga bahwa kita memiliki salah satu alat pemersatu bangsa yakni Bahasa Indonesa.

         Masuk ke dalam penggunaan bahasa. Kita sering mendengar "Apakah Anda setuju dengan penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari -- hari? Bagaimana dengan bahasa Indonesia?" Kita memang perlu melestarikan budaya untuk menunjukkan identitas diri kita sebagai warga negara Indonesia dan sekaligus bagian dari kelompok/suku bangsa tertentu. Penggunaan bahasa daerah menunjukkan bahwa kita memiliki komitmen untuk melestarikan budaya. Namun, perlu diingat juga bahwa kita juga perlu menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari -- hari. Mengapa? Karena, kita hidup di negara yang memiliki keberagaman budaya. Jadi, lebih baik menggunakan bahasa Indonesia untuk berinteraksi dengan mereka yang berbeda suku bangsa. Selain terhindar dari kesalahpahaman, kita juga terhindar dari perpecahan.

          Bahasa seringkali dianggap sebagai produk dari budaya. Disisi lain, terbentuknya budaya disebabkan oleh ragam bahasa yang mencerminkan kebudayaan itu sendiri. Dengan menggunakan bahasa, manusia tak hanya dapat mengekspresikan diri. Mereka juga dapat menciptakan pengalaman dan menyimbolkan realitas budaya. Bahasa menjadi bagian dari budaya karena bahasa menjadikan manusia mampu membedakan dan mengenal satu sama lain melalui proses observasi terhadap cara penggunaan bahasanya. Dengan mempelajari bahasa asing, kita juga dapat mengenal budaya asing. Jadi pasti lebih menguntungkan, bukan?

          Lantas bagaimana kesalahpahaman yang disebabkan oleh perbedaan kebudayaan itu sendiri? Bagaimana cara mengatasinya? Sebelum memasuki tahap menyelesaikan konflik yang disebabkan perbedaan, mari kita pelajari dahulu faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. Memahami sesuatu pasti melibatkan proses berpikir mendalam yang kemudian berbuah menjadi sebuah pendapat. Nah, kita tahu pasti bahwa setiap orang memiliki pandangan yang berbeda. Apa yang menyebabkan perbedaan pendapat? Berikut beberapa faktornya.

  • Setiap orang memiliki sudut pandang dan pola pikir yang berbeda -- beda
  • Adanya pebedaan kepentingan, misalnya adanya kedua pihak memiliki ambisi tertentu dan tidak mau mengalah sehingga terjadi konflik akibat perbedaan tersebut.
  • Setiap individu memiliki bukti kuat dalam pendapatnya. Sehingga mereka memilih untuk tetap mempertahankan pendapatnya dan menganggap pendapat orang lain salah

          Tentu saja akibat yang tercipta dari konflik ini adalah timbulnya perpecahan. Oleh sebab itu, kita perlu menemukan solusi untuk menyelesaikan konflik yang disebabkan oleh perbedaan pendapat. Solusi paling simpel adalah menghargai pendapat pihak yang terlibat, tidak memaksakan kehendak atau dapat menerapkan sistem musyawarah. Dengan begitu, konflik akan terselesaikan dan perpecahan dapat diminimalisirkan.

          Persatuan dan kesatuan adalah modal utama bagi bangsa Indonesia supaya bangsa ini tetap utuh. Mengingat betapa pentingnya hal itu, marilah kita menjaga persatuan dan sebisa mungkin menghindari perpecahan. Dengan cara :

  • Tidak membeda -- bedakan Ras, Suku Bangsa, Agama, Budaya, dan Golongan
  • Menghormati dan menunjukkan rasa toleransi pada keberagaman budaya
  • Rela berkorban dan saling tolong menolong

           Merasa sudah melakukan hal -- hal diatas? Selamat, kamu sudah menjaga keutuhan NKRI :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun