Mohon tunggu...
thrio haryanto
thrio haryanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Penikmat Kopi Nusantara

Menyukai kopi tubruk dan menikmati Srimulat. Pelaku industri digital. Pembaca sastra, filsafat, dan segala sesuatu yang merangsang akalku. Penulis buku Srimulatism: Selamatkan Indonesia dengan Tawa (Noura Book Publishing, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kembali ke Kedai

19 Juni 2022   12:33 Diperbarui: 19 Juni 2022   12:42 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedai Laku Kopi Bintaro/dokpri

Belakangan ini kita merasakan denyut kehidupan yang mulai normal. Karyawan kembali bekerja di kantor, pasar dan pusat perbelanjaan mulai penuh, para siswa kembali bersekolah secara luring, konser musik dan perhelatan olah raga kembali disesaki penonton. Pandemi Covid-19 mulai menjadi cerita masa lalu.

Sebagai penyintas Covid-19, saya memang masih menyimpan trauma. Terlebih, ketika mengingat seorang teman dekat dan dua saudara saya  kembali ke haribaan-Nya akibat virus flu tersebut. Ya, Tuhan!

Saya tidak sedang mengatakan bahwa saya lebih beruntung dibanding teman dan saudara saya itu. Jika omong keberuntungan, bisa jadi, mereka jauh lebih beruntung daripada saya. Tuhan lebih menyayangi mereka, Tuhan lebih merindukan mereka. Semoga mereka husnul khotimah.

Selain merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia, virus tak kasat mata itu juga telah mengoyak sendi-sendi kehidupan, khususnya perekonomian. Kita dapat menyaksikan betapa banyak saudara-saudara kita yang kehilangan pekerjaan akibat tempat kerjanya tutup.

Ya, memang ada sektor usaha yang 'diuntungkan' oleh pandemi. Mulai dari sektor kesehatan hingga para penjual tanaman. Salah seorang pelaku bisnis tanaman di Graha Raya Bintaro yang sempat saya temui mengaku penjualannya meningkat tajam selama pandemi.

Di sisi lain, banyak pelaku UMKM yang berusaha mati-matian mempertahankan 'warungnya'. Bahkan, tak sedikit yang akhirnya memilih tutup. Sebagai gambaran saja, di bentangan ruko Althia Mahagoni Bintaro Jaya yang semula terdapat tujuh kedai kopi, kini hanya menyisakan dua kedai. Di antaranya, Laku Kopi.

Laku Kopi dapat bertahan bukan karena memiliki brankas yang penuh rupiah. Kedai ini juga jungkir balik demi bertahan hidup mengarungi badai pandemi. Bukan sekadar mempertahankan kedai agar tetap buka namun juga berusaha agar para karyawannya tetap dapat bekerja dan memiliki penghasilan untuk keluarga mereka.

Laku Kopi tidak sendiri. Saya yakin banyak pelaku UMKM lain yang juga harus memainkan jurus sirkus untuk mempertahankan bisnis dan karyawannya.

Kini, insyaAllah, pandemi telah berlalu. Meskipun masih perlu waspada, tak berlebihan kiranya jika kita kembali ke kedai untuk mensyukuri apa yang telah kita perjuangkan sekaligus merayakan kehidupan yang masih harus berjalan.

Selamat beraktifitas, semoga kita selalu sehat dan bahagia!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun