Aku benar-benar kacau, bayanganku hilang entah ke mana.
Semalam kami berpisah, tepatnya tengah malam ketika aku memadamkan lampu kamar menjelang tidur. Pagi ketika bangun, aku tak lagi mendapatinya.
Ke mana perginya dia? Barangkali tertinggal di balik selimut, pikirku. Tetapi tak ada. Mungkin terjepit pada lipatan buku yang kubaca semalam? Tak ada juga. Atau terjebak di dalam cermin? Rasa-rasanya tidak mungkin. Karena aku tak bercermin sebelum tidur. Dan memang benar, ia tak ada di sana.
"Apakah kau melihat bayanganku?" tanyaku kepada kucing piaraanku. Dia dan bayangannya sama-sama menggeleng.
"Mungkin tersesat dalam kegelapan," katanya kemudian sambil berlalu.
*
Tujuh hari setelah kejadian itu, bayanganku pulang. Dan tepat ketika ia sampai di depan cermin besar yang menempel pada pintu lemari baju di dalam kamarnya, aku bergegas masuk ke dalam cermin itu hingga kami berdiri berhadapan. Sayang, ia tak lagi mengenaliku.
***
@thriologi
Jakarta, 23 Oktober 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H