Mohon tunggu...
thrio haryanto
thrio haryanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Penikmat Kopi Nusantara

Menyukai kopi tubruk dan menikmati Srimulat. Pelaku industri digital. Pembaca sastra, filsafat, dan segala sesuatu yang merangsang akalku. Penulis buku Srimulatism: Selamatkan Indonesia dengan Tawa (Noura Book Publishing, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Arem-arem, Demo Taksi dan 5 Faktor yang Mempengaruhi Pola Memilih Taksi

28 Maret 2016   09:11 Diperbarui: 28 Maret 2016   11:24 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengenai potensi dan persaingan pertaksian di Jakarta, teman saya yang periset itu pernah menelitinya pada tahun 2012," ujar saya.

Persaingan taksi ini kan sifatnya oligopoli, perbedaan layanan atau diferensiasi antar pemain sangat tipis alias identik. Namun, dari sekian banyak perusahaan taksi yang beroperasi di DKI itu, 69,7% marketnya dikuasai hanya oleh dua pemain, yaitu Blue Bird (55,2%) dan Express (14,5%). Urutan berikutnya adalah Taxiku (5,6%), Putra (3,3%), dan Gamya (2,8%). Taksi-taksi lainnya berebut kue 18,6%.

"Gede juga ya market share Blue Bird," sela Om Firza menyimpulkan.

"Ya, sampai sekarang pun masih gede," timpal Om Fredi.

“Tapi itu kan tahun 2012, waktu itu belum ada taksi online, kan?” sambut Om Firza. “Nah, kalau sekarang bagaimana? Karena kalau kita baca-baca di koran, lihat di TV, sopir-sopir taksi itu demo kan karena hasil tangkapan mereka berkurang.”

“Ya, itu! Itu balik lagi ke pertanyaan saya tadi,” kata Om Fredi sambil nyomot onde-onde dagangannya lalu memasukkannya begitu saja ke mulutnya.

Ok, sekarang kita lihat deh laporan keuangan Blue Bird dan Express. Menurut laporan keuangan kuartal III/2015, pendapatan Blue Bird itu mencapai Rp 4 Triliun lebih. Tumbuh 17,2% dibanding tahun sebelumnya.

“Hah, empat trilyun?” ucap Om Dani sambil geleng-geleng kepala seolah tak percaya.

“Ya, empat koma nol tiga trilyun!” kata saya menegaskan.

Sementara Express, dalam Laporan Keuangannya pada 30 September 2015, pendapatannya mencapai Rp721 miliar atau tumbuh12,6% dibanding tahun sebelumnya.

“Angka-angka tadi itu laba?” tanya Om Fredi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun