Asap tebal melintas di angkasa biru,
Menyelinap di antara gedung dan pohon yang tumbuh.
Buram namun siang belum berlalu,
Kelam dan tenggelam, alam pun geram.
Izinkan aku melihat meski kabut menebal,
Sedang hatiku terhimpit oleh kelamnya malam.
Bergilah kabut, jangan berlarut-larut,
Temui duka mereka yang merana dalam diam.
Pada siapa jiwa yang bersalah ini semua?
Asap dan polusi, siapa yang menjadi alumninya?
Ingin marah tapi tak punya kuasa,
Kembali, dunia fana akan keindahannya, bukalah pintu masa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H