Mohon tunggu...
Thoyib Abdullah
Thoyib Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - Ecommerce - Freelance Writer and Teacher - Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Inggris

The deeper I see, the more I understand the feeling -------- Ecommerce Enthusiast, Freelance Writer and Teacher, Postgraduate Student of English Education, Pendamping Proses Produk Halal (Certified Halal Product Process Assistant)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Faith Patricia Ariokot dan Pesan dari Pelukan Pohon

27 Agustus 2024   11:08 Diperbarui: 27 Agustus 2024   11:09 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faith Patricia Ariokot, perempuan pemerhati lingkungan asal Uganda, telah menginspirasi dunia dengan aksinya yang sederhana namun penuh makna, yaitu memeluk pohon. Dalam postingan instagram DAAI TV Indonesia, Faith memecahkan rekor Guinness World Record dengan memeluk pohon selama 16 jam 6 detik. Aksi ini bukan hanya tentang pencapaian rekor, melainkan juga upaya menyampaikan pesan mendalam mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Faith memeluk pohon sebagai simbol cinta dan kepedulian terhadap alam. Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim dan deforestasi, ia ingin mengingatkan kepda semua orang bahwa pohon adalah paru-paru dunia yang harus dijaga. Dengan memeluk pohon, Faith menunjukkan betapa kita perlu merangkul alam dan mengambil tindakan nyata untuk melestarikannya.

Pesan dari Faith adalah ajakan untuk tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak. Menanam pohon dan merawat lingkungan adalah langkah kecil yang memiliki dampak besar. Aksi ini menginspirasi banyak orang untuk turut serta dalam menjaga bumi, karena setiap pohon yang ditanam adalah investasi untuk masa depan yang lebih hijau dan sehat. Faith Patricia Ariokot membuktikan bahwa aksinya kepada semua orang untuk memberikan pesan bahwa pohon bisa membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik dengan fenomena climate change yang tidak menentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun