Suatu pagi, di kos yang kecil namun nyaman, aku merasakan lapar. Setelah penuh dengan kegiatan kuliah dan tugas, perutku akhirnya meminta perhatian. Aku berjalan ke dapur kecil di sudut kamar, dengan niat membuat sesuatu yang simpel namun bisa mengenyangkan.
Aku memutuskan untuk membuat nasi goreng sederhana. Di meja kecil kamar, aku menemukan bahan-bahan yang tersedia, yaitu nasi putih dingin dari sisa makan semalam, telur, dan mentega. Tak ada kecap, tapi aku tahu, dengan sentuhan yang tepat, nasi gorengku tetap akan lezat.
Aku panaskan panci listrik dan melelehkan sedikit mentega di dalamnya. Aroma harum mentega yang meleleh memenuhi ruangan, seolah memanggilku untuk segera memasukkan nasi. Setelah mentega benar-benar cair, aku pecahkan  sebutir telur ke dalam wajan. Dengan cepat, aku mengaduknya hingga menjadi orak-arik yang lembut dan berwarna kuning keemasan.
Kini giliran nasi yang masuk ke panci itu. Suara berdesis terdengar saat butiran nasi bertemu dengan panas panci dan mentega. Aku aduk perlahan, membiarkan setiap butir nasi terlapisi oleh kelezatan mentega dan telur orak-arik. Sesekali, aku tambahkan sedikit garam dan merica untuk memperkaya rasa.
Tidak butuh waktu lama, nasi goreng sederhana ini siap disajikan. Aku taruh nasi goreng tersebut di mangkuk seadanya, aroma mentega yang menggoda segera tercium kuat. Sederhana, tapi penuh kehangatan dan kenikmatan.
Keseluruhan pengalaman makan nasi goreng ini memberikan kehangatan tersendiri, mengingatkan pada makanan rumahan yang selalu mampu menenangkan hati dan perut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H